PTPP membidik rights issue Rp 8,6 triliun



JAKARTA. Demi memperkuat ekspansi, emiten konstruksi pelat merah gencar menghimpun dana segar. Salah satunya adalah PT PP Tbk (PTPP).

PTPP berniat menggelar penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Emiten itu mengincar Rp 8,6 triliun. Aksi ini bakal bersamaan dengan rencana pemerintah menggelontorkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 4,4 triliun kepada PTPP. Ini berarti, pemerintah selaku pengendali perusahaan akan mengeksekusi 51% saham jatah rights issue PTPP. Adapun sisanya ditawarkan ke pemegang saham lain, termasuk investor publik.

Catatan saja, per 31 Januari 2015, pemerintah menguasai 51% saham PTPP, sementara Koperasi Karyawan Pembangunan Perumahan memiliki 5,01% saham. Sementara, investor publik menggenggam 43,99% saham.


PTPP berencana memakai dana hasil rights issue untuk membiayai investasi membangun pembangkit listrik, dermaga, dan jalan tol. Aksi korporasi ini bakal diwujudkan pada 2016. “Kalau bisa pada kuartal pertama,” ungkap Taufik Hidayat, Sekretaris Perusahaan PTPP, kepada KONTAN, Ahad (8/2).

PTPP memang membutuhkan pendanaan besar untuk menggenjot sejumlah proyeknya. Bulan ini misalnya, PTPP mengincar Rp 300 miliar melalui penerbitan obligasi. Untuk pembeli surat utang bertenor lima tahun ini, PTPP memberikan kupon 10,2% per tahun.

PTPP memulai masa penawaran pada 17-18 Februari. Kemudian obligasi itu akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 25 Februari. PTPP akan menggunakan dana tersebut untuk membangun gedung, pelabuhan, jalan, jembatan dan infrastuktur lain.

Tahun ini, PTPP mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp 1,8 triliun. Jumlah ini melonjak 286% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 466 miliar. Pengelola PTPP mengandalkan sejumlah sumber dana, mulai  dari kas internal, penerbitan obligasi, hingga pinjaman perbankan.

PTPP akan memakai Rp 800 miliar dari total dana belanja modal untuk ekspansi anak usahanya, PT PP Properti. Sementara Rp 150 miliar untuk mendirikan pabrik beton pracetak di Lampung. Selanjutnya, Rp 100 miliar untuk membangun pembangkit listrik serta Rp 100 miliar untuk jalan tol dan proyek lain.

PTPP mengincar perolehan kontrak sebesar Rp 55,2 triliun sepanjang tahun ini. Dari jumlah itu, kontrak baru PTPP diperkirakan senilai Rp 27,5 triliun dan kontrak carry over sekitar Rp 27,7 triliun.

Manajemen PTPP menargetkan, pendapatan tahun ini sebesar Rp 19 triliun. Alhasil, laba bersih yang dikantongi perusahaan tersebut ditaksir mencapai Rp 730 miliar.

Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, kini persetujuan PMN berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Jika parlemen menyalakan lampu hijau, tentu ini sangat positif bagi bisnis PTPP. Emiten ini bisa meraih dana dalam jumlah besar tanpa menambah beban bunga.

Reza bilang, tahun 2014 wacana pemerintah menggenjot infrastruktur yang masih tahap rencana membawa ekspektasi tinggi bagi emiten konstruksi. Dus, tahun ini semestinya menjadi realisasi program infrastruktur. Jika tahun ini berjalan baik, sektor konstruksi akan terus tumbuh. “Tahun 2015 ini adalah tahun pembuktian bagi Presiden Jokowi,” ujar Reza.

Reza merekomendasikan buy saham PTPP dengan target harga wajar sebesar Rp 4.500 per saham. Harga saham PTPP, Jumat (6/2) pekan lalu, naik 0,13% menjadi Rp 3.995 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro