PTPP mengincar proyek baru di 2014



JAKARTA. Penyelenggaraan pemilu Presiden yang bakal berlangsung 2014 tidak membuat laju bisnis konstruksi beristirahat sejenak. Tengok saja PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang mematok pertumbuhan bisnis hingga 20% di tahun politik nanti.

Apabila perusahaan plat merah ini mematok target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 20 triliun, berarti kontrak baru yang PTPP harapkan di tahun depan bisa mencapai Rp 24 triliun sampai Rp 25 triliun.

Sementara proyeksi pendapatan usaha dan laba bersih perusahaan ini hingga akhir tahun ini masing-masing sebesar Rp 12,3 triliun dan Rp 407 miliar. "Kami berharap pendapatan dan laba ikut meningkat seiring dengan tambahan kontrak," ujar Tumiyana, Direktur Keuangan PTPP di Jakarta, Rabu (13/11).


Sampai dengan Oktober 2013, PTPP sudah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 13,93 triliun. Hasil ini setara 70% dari target tahun ini. Ditambah kontrak carry over dari tahun sebelumnya sebesar Rp 15,87 triliun, maka pesanan kontrak atau order book PTPP sudah mencapai Rp 29,80 triliun.Kontrak berasal dari proyek konstruksi terintegrasi atau engineering, procurement, and construction (EPC) PLTGU Tanjung Uncang, PLTU Duri Riau dan PLTG Bangkanai. Lantas pembangunan penampungan gas alam terkompresi alias compressed natural gas (CNG) Muara Tawar. Kemudian konstruksi Pelabuhan Kalibaru, Bandara Kualanamu. Hingga ruas jalan tol Cikampek - Palimanan, dan jalan Donggi Senoro.

Di samping itu, PTPP juga mengerjakan beberapa poyek properti. Seperti apartemen Vida View di Makassar, apartemen Izzara di Jakarta, dan apartemen Intermark di Serpong.

Bukan hanya di negeri sendiri, PTPP juga menangkap peluang bisnis konstruksi di Timor Leste melalui proyek gedung Kementerian Keuangan. Lantas pembangunan Jalan Likuisa dan Jalan Gleno Tibar di sana.

Untuk memuluskan rencana ini, PTPP menyiapkan belanja modal senilai Rp 300 miliar di tahun 2014. Separuhnya, sekitar Rp 150 miliar, mengalir untuk anak usaha yang baru, PP Properti.

Setidaknya ada lima proyek baru yang akan mulai digarap PP Properti tahun depan. Antara lain Grand Kamala Lagoon di Bekasi, Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, proyek superblok di Tanjung Duren Jakarta Barat, proyek superblok di Gunung Putri Bogor, serta proyek superblok di Terminal Baranangsiang Bogor. Itu belum termasuk proyek yang sudah mulai dikembangkan tahun sebelumnya seperti Bukit Permata Puri di Semarang.

Direktur EPC dan Pengembangan PTPP Harry Nugraha menjelaskan sebagian besar proyek memanfaatkan landbank perusahaan seluas 40 hektare (ha). Areal seluas 24,8 ha di Bekasi akan dikembangkan menjadi Grand Kamala Lagoon. "Dalam waktu dekat kami akan membangun jembatan di Kalimalang, Bekasi sebagai akses penghubung," ujar Harry.

PTPP memang lebih agresif berekspansi bisnis properti setelah memisahkan divisi properti per Oktober 2013. Targetnya, lini bisnis properti ini bisa menyumbang antara 15%-16% terhadap total laba tahun 2014. Biasanya divisi properti cuma memberi kontribusi sekitar 3%-4% di tahun tahun sebelumnya.

Manajemen PTPP juga berniat mengakuisisi satu perusahaan yang bergerak dibidang peralatan yaitu PT Prima Jasa Aldodua (PJA) di akhir tahun ini. Aksi ini untuk mendukung bisnisnya. Investasi yang disiapkan Rp 200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon