PTPP meraih kontrak baru Rp 14 triliun



JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) optimistis meraih kontrak baru hingga Rp 22 triliun pada tahun ini. Hingga minggu keempat Oktober 2014, PTPP mencatatkan kontrak baru senilai Rp 14,19 triliun atau 64,5% dari target 2014.

Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo menyebutkan, PTPP masih memiliki kontrak carry over Rp 21,93 triliun. "Jadi, order book hingga saat ini mencapai Rp 36 triliun," ujar dia, dalam rilis, Rabu (29/10). Adapun, proyek baru PTPP, antara lain mal dan apartemen Sawangan di Depok senilai Rp 896 miliar, tol Depok Antasari sebesar Rp 654,022 miliar, Landmark di Bandung sebesar Rp 599 miliar, dan Lexington Apartment di Jakarta sebesar Rp 442 miliar.

PTPP juga mencetak kinerja cemerlang di kuartal III-2014. Emiten konstruksi pelat merah ini meraup laba bersih senilai Rp 290,17 miliar. Jumlah ini tumbuh 33% daripada periode sama tahun lalu senilai Rp 218,35 miliar. Seluruh pilar bisnis PTPP menghasilkan keuntungan, seperti lini konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan, dan investasi. Hal ini mendorong laba usaha PTPP hingga September 2014 sebesar Rp 702,16 miliar atau tumbuh 22% year-on-year (yoy).


"Perseroan tetap optimistis meraih target laba bersih tahun ini Rp 520 miliar," kata Bambang. Untuk mendorong peningkatan laba, PTPP melakukan berbagai aksi korporasi. Misalnya, mengakuisisi PT PP Dirganeka, memisahkan (spin off) Divisi Properti menjadi PT PP Properti, akuisisi perusahaan peralatan berat milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pembangunan Perumahan (PT Prima Jasa Aldodua), membuka divisi operasi baru (DVO 4), serta mendirikan pabrik pracetak baru di Sadang, Jawa Barat.

PTPP bersiap menggelar sejumlah aksi korporasi lain, yakni menyelenggarakan initial public offering (IPO) PT PP Properti pada awal tahun depan. PTPP juga akan mendirikan pabrik pracetak berikutnya di Lampung serta berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II. Pada 2015, PTPP membidik pertumbuhan proyek baru sekitar 25% serta pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sekitar 35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie