JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) bersiap menggarap proyek jumbo. Proyek tersebut adalah hunian masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Nantinya, emiten konstruksi pelat merah ini bukan sekadar membangun fisik, tapi juga menyiapkan sarana penunjang pembangunan sejak awal. Misal, PTPP juga memasok beton pracetak (
precast) ke proyek ini. "Jadi, ini merupakan investasi terintegrasi, nilainya mencapai Rp 32 triliun untuk empat tahun ke depan," ungkap Tumiyana, Direktur Utama PTPP kepada KONTAN, Kamis (6/10). Pada tahap awal, proyek ini bergulir melalui penandatanganan memorandum of understanding (MoU) yang melibatkan sejumlah pihak. Salah satunya adalah PT Hanwha Engineering & Construction Corporation, perusahaan asal Korea Selatan.
Dalam kerjasama tersebut, PTPP melalui anak usahanya, PT PP Pracetak, bertindak sebagai penyedia proyek. Sementara Hanwa bertanggungjawab sebagai supervisor desain
precast construction. Proyek MBR merupakan proyek jangka panjang. Kelak, akan ada 170.000 unit hunian yang akan dibangun dalam waktu lima tahun ke depan. Proyek ini menyasar kelas pekerja. Sebelumnya, PTPP juga telah menandatangani MoU dengan BPJS dan Bank BTN sebagai penyedia kredit kepemilikan rumah (KPR) bagi para pekerja yang ingin membeli hunian di proyek tersebut. Mengingat nilai investasinya yang cukup besar, maka ke depan PTPP kembali akan menggandeng pihak ketiga lainnya. Namun, manajemen masih merahasiakan target mitra strategis berikutnya, termasuk soal porsi saham bersama Hanwa. "Arahnya nanti konsorsium, tentu kami akan berada dalam posisi pemegang saham mayoritas," tambah Tumiyana. Sumber dana Terkait sumber pendanaan, manajemen PTPP sudah memiliki sejumlah rencana untuk menutupnya. Pertama, rencana penerbitan saham baru atau rights issue yang senilai Rp 4 triliun pada November tahun ini. Pada tahun depan, giliran anak usaha PTPP yang berencana menggelar rights issue, yakni PT PP Properti Tbk (PPRO). Dari aksi korporasi ini, manajemen membidik dana senilai Rp 1,6 triliun. "Dana juga akan dihimpun dari pelepasan emisi baru sejumlah anak usaha PTPP yang lain," tambah Tumiyana. Seperti diketahui, PT PP Precast, PT PP Peralatan dan PP Energi tengah menyiapkan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana atau
initial public offering (IPO). Dari aksi ini, PP Precast membidik dana segar mencapai Rp 1,1 triliun pada kuartal ketiga tahun depan.
Sementara itu, PP Peralatan berniat menghimpun dana sebesar Rp 1,15 triliun pada kuartal keempat tahun depan. Kedua perusahaan ini akan menawarkan saham sejumlah 20% hingga 35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Kemudian PP Energi membidik dana Rp 4 triliun dengan persentase saham yang ditawarkan tak jauh berbeda dengan dua anak usaha lainnya. Secara total, PTPP akan meraup dana segar hingga sekitar Rp 6,25 triliun melalui aksi IPO ketiga anak usahanya. Harga saham PTPP kemarin ditutup menurun 1,65% menjadi Rp 4.180 per saham. Sepanjang tahun ini, harga PTPP sudah naik 7,87%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie