PTPP peroleh 12 kontrak baru senilai Rp 6 triliun



JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tahun ini lebih agresif mengejar proyek-proyek infrastruktur. PTPP telah menerima 12 kontrak proyek infrastruktur hingga pertengahan Maret 2017. Total nilainya sekitar Rp 6,6 triliun.

Secara siklus, perolehan kontrak memang masih sepi pada awal tahun. Tapi, setidaknya, pencapaian itu 37% lebih tinggi dibanding perolehan kontrak baru selama kuartal I-2016 penuh. Pada periode tersebut, perolehan kontrak barunya sebesar Rp 4,8 triliun.

Salah satu kontrak yang diperoleh adalah, kontrak proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yaitu Bangkanai Tahap 2 sebesar 140 MW dan proyek Pembangkit Tenaga Bayu/Angin (Wind Farm) sebesar 72 MW.


“Dengan adanya dua kontrak ini, total kapasitas pembangkit listrik yang telah dibangun mencapai 2.100 MW," kata Direktur Utama PTPP, Tumiyana di Jakarta, Rabu (21/3). Kapasitas tersebut termasuk yang sedang dibangun dan sudah on grid sebesar 1.350MW hingga pertengahan Maret 2017.

Kontrak pembangkit listrik lainnya yang sudah diperoleh adalah proyek Wind Farm Tolo I 72 MW di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Untuk proyek ini, PTPP bekerjasama dengan Siemens dan Equis Group.

Keduanya merupakan pengembang independen dan investor energi terbararukan dengan portofolio renewable energy sebesar 5.757 MW yang tersebar di kawasan Asia. Angka itu merupakan yang terbesar di kawasan Asia.

Di segmen konstruksi, PTPP telah memenangkan kontrak untuk konstruksi jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Tangerang-Merak k (Ruas Tangerang Barat-Cikupa Paket 1) dan sejumlah proyek serupa lainnya.

Tahun ini, PTPP membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp 40,6 triliun, meningkat 25% dibanding realisasi kontrak sepanjang 2016. Dengan perolehan Rp 6,6 triliun hingga pertengahan Maret ini, maka PTPP telah merealisasikan kontrak baru sebesar 16%.

Kontribusi untuk proyek baru ditargetkan dari proyek BUMN sebesar 49% disusul oleh pemerintah sebesar 30% dan swasta sebesar 21%.

Banyak aksi korporasi yang akan dilakukan PTPP tahun ini, terutama agenda mengantar anak usahanya ke lantai bursa. Sebelum menggelar perhelatan itu, PTPP terus membuat fundamental anak usahanya menjadi lebih solid. Salah satunya, PT PP Urban yang ditargetkan akan IPO pada kuartal III nanti dengan target perolehan dana Rp 3,2 triliun.

Perusahaan yang dulunya bernama PP Pracetak ini fokus pada bisnis low cost residential dan komponen pracetak. PP Urban menargetkan pembangunan untuk proyek residensial Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat dimulai di bulan April.

Proyek yang akan dikerjakan itu adalah proyek Serpong Urban Town yang memiliki 7.000 unit apartemen yang terbagi kedalam 12 tower. "Penjualan dari proyek ini diproyeksikan dapat mencapai Rp 2,17 triliun,” pungkas Tumiyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie