PTPP raup kontrak baru Rp 16,95 T hingga kuartal 3



JAKARTA. Emiten konstruksi BUMN PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) telah berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 16.96 triliun hingga akhir September. Pencapaian tersebut baru 62,8% dari target yang dipatok perseroan tersebut sebesar Rp 27 triliun.

Bahkan jika dibanding dengan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 12 triliun, kontrak baru hingga akhir kuartal III tahun ini tumbuh sebesar 41,3%.

Manajemen PTPP optimis di sisa tiga bulan ini perseroan bisa meraih kontrak baru sebesar Rp 10,04 triliun untuk meraih target. "Kita optimis karena proyek-proyek pemerintah akan lebih banyak ditenderkan di kuartal IV ini," kata Agus Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP pada KONTAN, Jumat (9/10).


Agus mengatakan, saat ini perseroan terus membidik proyek-proyek infrastruktur dari pemerintah maupun BUMN. PTPP tidak hanya fokus pada satu jenis proyek saja tapi membidik semua jenis proyek mulai dari perbaikan jalan nasional, jalan tol, pelabuhan seperti perluasan pelabuhan lama di Bali, bendungan atau sumber air bersih, proyek pembangkit listrik dan lain-lain.

Hanya yang pasti, PTPP akan lebih banyak menyasar proyek BUMN untuk mencapai target kontrak baru tahun ini. Agus mengungkapkan, proyek BUMN ditargetkan bisa menyumbang 42% terhadap target. Lalu, porsi proyek swasta dibidik 39% dan sisanya 19% dari proyek pemerintah.

Saat ini, PTPP tengah mengikuti 20 tender proyek. Beberapa di antaranya merupakan proyek pembangkit listrik seperti PLTGU Arun di Aceh 2x 100 MW, dan PLTU di Kalimantan Barat 2x 100 MW. Untuk tender kedua proyek tersebut, perseroan sudah lolos seleksi prakualifikasi.

PTPP juga tengah membidik beberapa proyek pembangkit listrik lain seperti pembangkit Bali-Jawa 3, Manado, serta Sulawesi Utara. Sementara, saat ini perseroan telah menggarap proyek power plant tenaga diesel (PLTG) berkapasitas 2x200 MW di Gorontalo. PTPP mendapat kontrak pengerjaan proyek tersebut senilai Rp 1,63 triliun dari PLN.

Tahun 2016, PTPP akan mendapat Penambahan Modal Negara (PMN) senilai Rp 2,25 triliun. Suntikan modal tersebut akan dilakukan lewat mekanisme right issue pada kuartal II tahun depan. Perseroan menargetkan dana right issue sebesar Rp 4,2 triliun. Agus mengatakan, dana tersebut nantinya akn digunakan untuk mengerjakan proyek pelabuhan, jalan tol dan pembangkit listrik.

Anak usaha baru

PTPP berniat membentuk anak usaha baru khusus untuk sektor energi. Nantinya, anak usaha baru tersebut akan mengerjakan dan mengelola seluruh proyek-proyek pembangkit listrik yang telah diperoleh perseroan.

Agus mengatakan, perseroan akan terlebih dahulu berkonsultasi dengan otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membahas syarat yang harus dilengkapi dalam membentuk anak usaha baru tersebut. "Konsultasi dilakukan sambil kita terus bidik proyek-proyek pembangkit listrik," katanya.

Menurutnya, kemungkinan besar anak usaha tersebut baru akan terbentuk tahun depan. Hanya saja, tahun ini perseroan akan memantapkan dan mempersiapkan rencana tersebut.

Saat ini, PTPP telah memiliki tiga anak usaha yakni PT PP Peralatan, PT PP Pracetak dan PT PPP properti Tbk (PPRO). Porsi kepemilikan PTPP untuk masing-masing anak usaha tersebut yakni 99,98%, 99,9% dan 64,96%.

PPRO didirikan sejak tahun 2013 dan resmi melantai di BEI sejak Mei 2015 lalu. Per akhir Juni, jumlah aset emiten properti ini mencapai Rp 3,75 triliun.

Sementara PP Peralatan dan PP Pracetak didirikan sejak tahun 2004 dan 1989. Masing-masing memiliki aset senilai Rp 371,09 miliar dan Rp 869,9 miliar per akhir Juni lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto