PTRO akan menggelar stock split 1:10



JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) 1:10. Artinya, satu saham yang ada sekarang akan dipecah menjadi 10 saham. Jumlah saham PTRO yang per 31 Agustus 2010 masih sebanyak 100.860.500 unit saham akan bertambah menjadi 1.008.605.000 saham.

Untuk memuluskan aksi korporasi ini, perusahaan ini akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) pada 21 Oktober mendatang. "Kami memang berencana untuk melakukan stock split," jelas Anang Rizkani Noor, Sekretaris Perusahaan PTRO, pekan lalu.

Akibat rencana pemecahan saham ini, dalam sebulan terakhir, harga saham PTRO telah melonjak 85,29% dari Rp 17.000 (7/9) menjadi Rp 31.500 per saham (8/10). Namun, Anang belum bersedia menjelaskan di harga berapa stock split itu akan dilakukan. Ia beralasan, manajemen PTRO tengah mengkaji terhadap rencana ini. Ia menambahkan, PTRO juga berencana menambah porsi saham publik di bursa.


Setelah PT Indika Energy Tbk (INDY) membeli saham Clough International Singapore dan melakukan tender offer pada tahun lalu, jumlah saham publik PTRO tersisa 1,5%.

Merujuk ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengenai tender offer, pemilik baru harus menjaga agar kepemilikan saham publik minimal 20% setelah dua tahun tender offer.

Anang mengatakan, kemungkinan penambahan saham publik tersebut akan dilakukan pada 2011. "Jadwal pastinya belum ditentukan," ujarnya. Ia juga tidak mengatakan, berapa banyak saham PTRO yang akan kembali dilepas di investor publik.

Anang menuturkan, perusahaannya baru saja membentuk anak perusahaan baru berjuluk PT Petrosea Kalimantan. Rencananya, perusahaan bermodal Rp 499 juta ini akan mengelola bisnis PTRO di wilayah Kalimantan.

Semester I-2010, PTRO meraih pendapatan US$ 88,78 juta, naik 9,55% ketimbang periode sama 2009 sebesar US$ 81,04 juta. Laba bersihnya tercatat US$ 20,15 juta. Pada periode yang sama 2009, PTRO masih menderita rugi bersih sebesar US$ 14,46 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie