PTRO dapat proyek tambang Rp 622 miliar



JAKARTA. PT Petrosea Tbk (PTRO) mendapat kontrak baru dalam pengerjaan proyek tambang batubara. PTRO baru saja menandatangani perjanjian pemindahan lapisan tanah penutup dan pengangkutan batubara dengan PT Anzawara Satria.

Direktur PTRO, Johanes Ispurnawan mengatakan, perjanjian itu telah dilakukan pada 11 Januari lalu. Masa kontrak berlaku selama 36 bulan. Nilai kontrak tersebut mencapai Rp 622,09 miliar. "Pekerjaan ini akan dimulai pada awal tahun 2016 ini," ujar Johanes, Rabu (13/1).

Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) itu memang bergerak di bisnis tambang, rekayasa dan kontruksi, serta jasa lepas pantai. Sementara Anzawara Satria merupakan perusahaan pertambangan batu bara yang berlokasi di Kalimantan Selatan.


Pada Oktober 2015 lalu, PTRO juga mendapat kontrak pemindahan lapisan tanah penutup dengan PT Indoasia Cemerlang yang berlaku selama 11 bulan. Nilai proyek itu mencapai Rp 313,14 miliar dan sudah mulai digarap sejak Kuartal IV 2015 lalu.

Pada tahun lalu, INDY menyiapkan belanja modal untuk PTRO mencapai US$ 60 juta hingga US$ 70 juta. PTRO mendapat alokasi terbesar karena tengah membangun pelabuhan di kawasan Kariangau, Tanjung Batu, Kalimantan Timur.

Kinerja PTRO masih banyak terkena dampak dari lesunya bisnis tambang akibat penurunan harga komoditas. Sepanjang Kuartal III 2015, pendapatan PTRO turun 37,8% year on year (yoy) dari US$ 264,6 juta menjadi US$ 164,5 juta.

Pendapatan terbesar perseroan berasal dari penambangan sebesar US$ 118,16 juta. Lalu dari jasa sebesar US$ 25,1 juta, rekayasa dan konstruksi sebesar US$ 20,9 juta, serta lain-lain sebesar US$ 337.000.

PTRO mencetak beban bunga dan keuangan sebesar US$ 6,5 juta. Pendapatan yang menurun dan masih tingginya beban membuat PTRO merugi hingga US$ 1,38 juta hingga September 2015 lalu. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, PTRO masih membukukan laba bersih sebesar US$ 3,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto