Publik apresiasi PLN yang makin efisien



SURABAYA. Pengamat Kebijakan Layanan Publik dari Universitas Indonesia (UI) Agus Pambagyo, mengapresiasi kesuksesan PT PLN (Persero) dalam hal melakukan efisiensi. Sejak beberapa tahun terakhir, PLN terus melakukan upaya efisiensi di segala lini.

“Kita perlu mengapresiasi upaya efisiensi yang telah banyak dilakukan PLN, sehingga bisa berdampak baik bagi layanan ke pelanggan,” kata Agus Pambagyo, kepada wartawan, Jumat (19/12).

Berdasarkan catatan Bank Dunia, pelayanan listrik kepada masyarakat di Indonesia yang saat ini dikelola oleh PLN memang menunjukan efisiensi yang terus meningkat. Diharapkan, ke depan efisiensi yang dilakukan PLN terus makin membaik.


PT PLN (Persero) memang dketahui terus berupaya melakukan efisiensi dari semua aspek. Hingga akhir 2014, PLN telah melakukan upaya efisiensi di segala lini. Di sisi pengadaan barang, misal­nya, PLN kini menerapkan e-procurement dan joint procurement yang memungkinkan untuk mendapatkan harga beli lebih murah.

Sementara terkait pasokan, terus berusaha memperkecil penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di pembangkit mereka.

Selain dengan mengurangi tingkat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di pembangkit listrik, PLN juga melakukan efisiensi susut jaringan.

Yaitu dengan mengurangi energi listrik yang hilang selama proses pendistribusian dari pembangkit sampai ke konsumen.

Pada tahun 2008, Bank Dunia mencatat susut jaringan energi listrik di Indonesia yang dikelola PLN rata-rata masih di kisaran 10,06%. Dengan upaya efisiensi, susut jaringan hingga pertengahan tahun 2013 tercatat sudah di posisi 9,3% hingga 9,4%.

Besaran susut jaringan PLN tersebut masih jauh lebih efisien ketimbang Filipina, Brazil, dan India. Filipina pada 2008 masih di kisaran 12,6%, dan hingga pertengahan 2013 masih di angka 11,1%-11,5%. Adapun susut jaringan listrik Brazil pada 2008 masih 16,6%, pada pertengahan 2013 masih di kisaran 16,5%. Sementara India, susut jaringan listrik pada 2008 sebesar 21,4%, dan pada pertengahan 2013 masih sebesar 21,1%.

Dari sisi efisiensi operasi termasuk penggunaan bahan bakar, PLN jauh lebih efisien dibanding beberapa perusahaan listrik lain di dunia, seperti perusahaan listrik Malaysia, yaitu Tenaga Nasional Berhard (TNB) dan YTL Corporation, serta perusahaan listrik Thailand, EGAT.

Sedangkan jika tidak memperhitungkan biaya bahan bakar, maka PLN masih lebih efisien dibanding perusahaan listrik TNB (Malaysia), EGAT (Thailand), YTL (Malaysia), FirstGen (Filipina), dan EDC (Kamboja).

Untuk diketahui, biaya bahan bakar termasuk uncontrolable cost bagi PLN lantaran dipengaruhi oleh nilai tukar, inflasi, dan harga minyak Indonesia (ICP).

Hingga saat ini, diketahui PLN terus berupaya mendorong pengurangan porsi penggunaan BBM. Namun demikian, sebagai implikasi kuat komitmen melayani listrik ke wilayah-wilayah terpencil, porsi penggunaan BBM tidak dapat terus ditekan.

Sebab, banyak wilayah terpencil dan pulau-pulau kecil yang hanya bisa dilayani dengan baik bila menggunakan pembangkit diesel yang berbahan bakar BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan