TANJUNGPINANG. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) untuk menjadikan Pulau Bintan, Kabupaten Bintan sebagai pilot project pengembangan budidaya singkong Formula Satu (F-1) dengan menggunakan treatment serbuk sabut kelapa (coco peat). “Untuk tahap awal, luas lahannya disepakati 10 hektare. Jika ujicoba ini sukses, Pemprov Kepri sudah mencadangkan lahan seluas 30 hektare di Tanjung Batu, Kabupaten Karimun,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawenari, usai melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Provinsi Kepri, Said Jaafar di Tanjungpinang, Rabu (23/1/2013). Menurut Ady, pemilihan Pulau Bintan sebagai daerah pilot project pengembangan budidaya singkong F-1 dengan treatment coco peat tidak terlepas dari posisi strategis Pulau Bintan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia.
Pulau Bintan pilot project budidaya singkong
TANJUNGPINANG. Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) untuk menjadikan Pulau Bintan, Kabupaten Bintan sebagai pilot project pengembangan budidaya singkong Formula Satu (F-1) dengan menggunakan treatment serbuk sabut kelapa (coco peat). “Untuk tahap awal, luas lahannya disepakati 10 hektare. Jika ujicoba ini sukses, Pemprov Kepri sudah mencadangkan lahan seluas 30 hektare di Tanjung Batu, Kabupaten Karimun,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawenari, usai melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Provinsi Kepri, Said Jaafar di Tanjungpinang, Rabu (23/1/2013). Menurut Ady, pemilihan Pulau Bintan sebagai daerah pilot project pengembangan budidaya singkong F-1 dengan treatment coco peat tidak terlepas dari posisi strategis Pulau Bintan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia.