KONTAN.CO.ID - BEIJING. Lebih dari 80.000 turis terdampar di sebuah resor populer di China setelah wabah virus corona memicu penguncian alias
lockdown. CNN melaporkan, Wakil walikota He Shigang pada hari Jumat mengatakan sekitar 80.000 turis harus tetap berada di kota. "Semua orang yang saat ini berada di Sanya serta orang-orang yang telah mengunjungi kota itu sejak 23 Juli tidak diizinkan meninggalkan provinsi Hainan setelah pukul 6 sore waktu setempat pada Sabtu," demikian pengumuman otoritas provinsi tersebut seperti dikutip dari
CNN. Melansir
BBC, pihak berwenang membatalkan semua penerbangan dan kereta api dari Sanya, yang dikenal sebagai "Hawaii China", pada hari Sabtu (6/8/2022), sehari setelah ditemukan 263 kasus positif. Para turis di Sanya sekarang harus menunjukkan lima tes PCR negatif selama tujuh hari sebelum diizinkan pergi. China adalah satu-satunya ekonomi utama yang masih mengikuti kebijakan "nol Covid".
Baca Juga: 4 Kasus Covid Terdeteksi, Hampir 1 Juta Orang di Wuhan Kena Lockdown Menurut Universitas Johns Hopkins, negara ini telah mencatat kurang dari 15.000 kematian sejak pandemi dimulai. Namun, ada kekhawatiran tentang dampak aturan ketat, termasuk pengujian massal dan penguncian lokal, terhadap ekonomi. Pembatasan di Sanya, sebuah kota di selatan Pulau Hainan dan tujuan selancar populer, datang selama musim puncak turis. Berdasarkan laporan kantor berita AFP, layanan penting seperti supermarket dan apotek tetap buka, tetapi tempat hiburan telah ditutup sejak pekan lalu. Pihak berwenang mengatakan mereka akan meminta hotel untuk menawarkan diskon 50% sampai pembatasan dicabut. Sanya bukan satu-satunya kota yang dikunci dalam beberapa bulan terakhir. Sekitar satu juta orang di pinggiran kota Wuhan, kota di China tengah tempat Covid-19 pertama kali tercatat, menghadapi pembatasan baru bulan lalu setelah empat kasus tanpa gejala dikonfirmasi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 3.000 12 Juli 2022, Waspada Omicron Baru BA.5.2.1 Di Shanghai Pada bulan Juni, 25 juta penduduk Shanghai akhirnya keluar dari penguncian ketat selama dua bulan. Mengutip
CNN, kota itu dibagi menjadi zona risiko tinggi dan menengah, dengan langkah-langkah pengendalian bervariasi tergantung pada tingkat risiko, menurut pejabat setempat.
Seluruh kota, bagaimanapun, dianggap di bawah "manajemen statis" - istilah resmi yang digunakan untuk menggambarkan penerapan tindakan penguncian. Menurut pengumuman dari otoritas kesehatan provinsi pada Minggu pagi, kota yang terletak di ujung selatan pulau Hainan, telah mencatat 827 kasus antara 1 Agustus dan tengah malam pada hari Sabtu, termasuk 240 kasus yang dikonfirmasi dan 173 infeksi tanpa gejala pada hari Sabtu. China menghitung kasus bergejala dan tanpa gejala secara terpisah.Jumlah pada hari Sabtu menjadikan wabah yang paling parah di China, yang melaporkan total 736 kasus lokal yang dikonfirmasi dan tanpa gejala secara nasional untuk hari itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie