KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, mulai mengkhawatirkan dampak penutupan puluhan smelter timah. Walikota Pangkal Pinang Maulan Akli mengatakan, lebih dari empat puluh smelter berhenti beroperasi, dan separuhnya berada di wilayah Pangkal Pinang. "Jika satu smelter merekrut 50 orang, kali 20 smelter sudah 1.000 tenaga kerja yang berhenti. Belum lagi dampak pada anak, istri hingga nenek mereka. Ini soal pendapatan keluarga," kata Maulan kepada awak media, seusai mengunjungi smelter di daerah Ketapang, Rabu (26/6). Dia menuturkan, banyak laporan pada Pemkot Pangkal Pinang terkait smelter yang harus ditutup karena tidak bisa ekspor. Penutupan itu selain berdampak pada penerimaan pajak negara, juga dikhawatirkan menyebabkan pengangguran massal.
Puluhan smelter tutup, walikota Pangkal Pinang khawatir ada ribuan pengangguran
KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, mulai mengkhawatirkan dampak penutupan puluhan smelter timah. Walikota Pangkal Pinang Maulan Akli mengatakan, lebih dari empat puluh smelter berhenti beroperasi, dan separuhnya berada di wilayah Pangkal Pinang. "Jika satu smelter merekrut 50 orang, kali 20 smelter sudah 1.000 tenaga kerja yang berhenti. Belum lagi dampak pada anak, istri hingga nenek mereka. Ini soal pendapatan keluarga," kata Maulan kepada awak media, seusai mengunjungi smelter di daerah Ketapang, Rabu (26/6). Dia menuturkan, banyak laporan pada Pemkot Pangkal Pinang terkait smelter yang harus ditutup karena tidak bisa ekspor. Penutupan itu selain berdampak pada penerimaan pajak negara, juga dikhawatirkan menyebabkan pengangguran massal.