Puma ingin produksi sepatu di Indonesia



JAKARTA. Puma SE berencana memproduksi sepatu di Indonesia supaya bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar. Saat ini produsen sepatu asal Jerman tersebut sudah memiliki pabrik di Serang, Jawa Barat, di bawah PT Development Service Limited (Worldcat).

Sebelum membangun pabrik, Puma ingin memperbesar penjualan dan distribusi dulu. Sebelumnya PUMA Indonesia mendistribusikan produknya sebagai sole distributor melalui PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI).

"Pasti ke depannya kami mengarah ke local production, cuma kami berdiri sebagai subsidiary baru dua-tiga tahun. Dulu kami sole distributor di bawah MAP, sejak tiga tahun lalu jadi subsidier sendiri dengan nama PT Puma Cat Indonesia," kata Fajar Nugraha, Executive Marketing PUMA Indonesia kepada KONTAN, Senin (13/1).


Fajar mengatakan, pabrik PUMA di Serang hanya memproduksi sepatu untuk ekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Menurut Fajar, secara hukum pabrik PUMA yang lebih dari setengah sahamnya dimiliki perusahaan multinasional belum memungkinkan untuk menjual produksi di sini. Sayangnya Fajar tidak mengetahui jumlah produksinya. "Yang kami jual sekarang ini di Indonesia masih impor dari Vietnam, Pakistan, dan Malaysia," ujar Fajar.

Penjualan PUMA di Indonesia didistribusikan melalui toko mono PUMA Store yang hanya menjual merek PUMA saja dan toko wholesale yang dijual bersama merek lain, misalnya seperti Sport Station dan The Athlete's Foot. Distribusi PUMA yang ada di Indonesia merupakan hasil kerja sama dengan peritel lokal seperti PT Mitra Adi Perkasa Tbk, PT Luas Retail Indonesia, PT Java Footwear Sportindo, PT Eprise, dan PT Indi Kusuma Mandiri (IKAM).

Kini sudah ada 26 toko PUMA Store seluas 60 m2-100 m2 serta 50 titik distribusi wholesale. Toko-toko tersebut tersebar di 11 kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Medan, Banjarmasin, dan Balikpapan. Sebanyak 50% dari distribusi PUMA berlokasi di Jakarta. ""Target kami tahun ini punya 35 toko mono dan 100 titik untuk yang whole sale, Kami akan buka di kota besar yang kami belum ada seperti Semarang, Pekanbaru, Bali, Makassar, dan Bandung," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini