Meski namanya pembaca wajah, profesi ini tidak ada hubungannya dengan dunia ramal meramal. Pekerjaan yang boleh dibilang langka ini bertujuan membantu orang meningkatkan kemampuannya ketika berhadapan dengan orang lain. Profesi pembaca wajah cukup menjanjikan.Pembaca wajah, profesi unik yang tidak sembarang orang bisa melakoninya. Ternyata, untuk menjadi pembaca wajah, seseorang harus mendalami dulu ilmu metafisika dari China ini.Sebut saja, Erwin Yap yang sudah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 2007 lalu. Untuk mempelajari ilmu metafisika tersebut, ia belajar di Central Academy of Fengshui sewaktu masih tinggal di Belgia.Jadi, "Ini bukan mistis atau sekadar insting, tapi ilmu pengetahuan yang menggunakan prinsip metafisika, seperti halnya fengshui dan bazi," ungkap Erwin.Boleh dibilang, Erwin adalah satu-satunya pembaca wajah di Indonesia. "Sebenarnya, banyak yang menguasai ilmu ini, tapi hampir tidak ada yang berniat menggeluti secara profesional," ujarnya.Padahal, profesi tersebut cukup menjanjikan. Dalam sebulan, paling tidak pemilik Flying Stars Fengshui ini mengisi 80 talkshow dan pelatihan dari sejumlah stasiun televisi dan radio serta perusahaan terkemuka. "Peminat face reading sangat tinggi," kata ErwinMau tahu berapa Erwin dibayar. Untuk tampil dalam setiap talkshow atau menjadi pembicara dalam sebuah pelatihan, ia mematok fee antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per jam.Sebagian besar perusahaan yang menggunakan jasa Erwin adalah bank. "Untuk memberikan keahlian tambahan bagi para customer service-nya," ujar dia.Memang, ilmu metafisika tersebut akan sangat membantu orang-orang yang pekerjaannya setiap hari bertemu dengan banyak orang, semisal customer service dan public relation. Erwin mengibaratkan wajah sebagai ensiklopedia, yang bisa dibaca dan dianalisis. "Wajah adalah cerminan alam bawah sadar pemiliknya," jelasnya. Pertama, bagian wajah dibagi menjadi tiga trinitas kosmik, yakni langit (bagian dahi), manusia (alis sampai ujung hidung), dan bumi (ujung hidung sampai ujung dagu). Masing-masing kosmik akan dianalisis.Kedua, analisis elemen, yang ditentukan berdasarkan tanggal lahir, yakni kayu, api, air, logam, dan tanah.Ketiga, analisis lima pejabat wajah, yaitu telinga, mata, hidung, mulut, dan alis. "Kelima pejabat tersebut dianalisis berdasarkan bentuknya," ujarnya.Keempat, analisis 12 astana wajah, yang meliputi astana kehidupan, astana karier, astana kesehatan, astana harta, astana perjalanan, astana orangtua, dan astana kebajikan. Lalu, astana persaudaraan dan persahabatan, astana properti, astana anak, astana jodoh, serta astana anak buah.Sebagai satu-satunya pembaca wajah di Indonesia, dengan panggilan pekerjaan yang seabrek, tentu pundi-pundi rupiah Erwin terus terisi. "Karena profesi ini sangat langka," ujarnya.Lebih dari itu, Erwin bilang, sangat senang keahliannya membaca wajah bisa membantu orang meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Tapi, Erwin seringkali merasa geram ketika ada orang yang datang minta dibacakan wajahnya, tapi dengan tujuan hanya untuk main-main atau meramal nasib. "Ini bukan ilmu main-main ataupun ilmu perdukunan," tegas Erwin. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pundi-pundi terus terisi dengan membaca wajah
Meski namanya pembaca wajah, profesi ini tidak ada hubungannya dengan dunia ramal meramal. Pekerjaan yang boleh dibilang langka ini bertujuan membantu orang meningkatkan kemampuannya ketika berhadapan dengan orang lain. Profesi pembaca wajah cukup menjanjikan.Pembaca wajah, profesi unik yang tidak sembarang orang bisa melakoninya. Ternyata, untuk menjadi pembaca wajah, seseorang harus mendalami dulu ilmu metafisika dari China ini.Sebut saja, Erwin Yap yang sudah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 2007 lalu. Untuk mempelajari ilmu metafisika tersebut, ia belajar di Central Academy of Fengshui sewaktu masih tinggal di Belgia.Jadi, "Ini bukan mistis atau sekadar insting, tapi ilmu pengetahuan yang menggunakan prinsip metafisika, seperti halnya fengshui dan bazi," ungkap Erwin.Boleh dibilang, Erwin adalah satu-satunya pembaca wajah di Indonesia. "Sebenarnya, banyak yang menguasai ilmu ini, tapi hampir tidak ada yang berniat menggeluti secara profesional," ujarnya.Padahal, profesi tersebut cukup menjanjikan. Dalam sebulan, paling tidak pemilik Flying Stars Fengshui ini mengisi 80 talkshow dan pelatihan dari sejumlah stasiun televisi dan radio serta perusahaan terkemuka. "Peminat face reading sangat tinggi," kata ErwinMau tahu berapa Erwin dibayar. Untuk tampil dalam setiap talkshow atau menjadi pembicara dalam sebuah pelatihan, ia mematok fee antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per jam.Sebagian besar perusahaan yang menggunakan jasa Erwin adalah bank. "Untuk memberikan keahlian tambahan bagi para customer service-nya," ujar dia.Memang, ilmu metafisika tersebut akan sangat membantu orang-orang yang pekerjaannya setiap hari bertemu dengan banyak orang, semisal customer service dan public relation. Erwin mengibaratkan wajah sebagai ensiklopedia, yang bisa dibaca dan dianalisis. "Wajah adalah cerminan alam bawah sadar pemiliknya," jelasnya. Pertama, bagian wajah dibagi menjadi tiga trinitas kosmik, yakni langit (bagian dahi), manusia (alis sampai ujung hidung), dan bumi (ujung hidung sampai ujung dagu). Masing-masing kosmik akan dianalisis.Kedua, analisis elemen, yang ditentukan berdasarkan tanggal lahir, yakni kayu, api, air, logam, dan tanah.Ketiga, analisis lima pejabat wajah, yaitu telinga, mata, hidung, mulut, dan alis. "Kelima pejabat tersebut dianalisis berdasarkan bentuknya," ujarnya.Keempat, analisis 12 astana wajah, yang meliputi astana kehidupan, astana karier, astana kesehatan, astana harta, astana perjalanan, astana orangtua, dan astana kebajikan. Lalu, astana persaudaraan dan persahabatan, astana properti, astana anak, astana jodoh, serta astana anak buah.Sebagai satu-satunya pembaca wajah di Indonesia, dengan panggilan pekerjaan yang seabrek, tentu pundi-pundi rupiah Erwin terus terisi. "Karena profesi ini sangat langka," ujarnya.Lebih dari itu, Erwin bilang, sangat senang keahliannya membaca wajah bisa membantu orang meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Tapi, Erwin seringkali merasa geram ketika ada orang yang datang minta dibacakan wajahnya, tapi dengan tujuan hanya untuk main-main atau meramal nasib. "Ini bukan ilmu main-main ataupun ilmu perdukunan," tegas Erwin. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News