KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penurunan pungutan ekspor pada produk minyak kelapa sawit (CPO) diperkirakan baru memberi dampak perbaikan harga pada komoditas ini di Januari 2019. Kebijakan Pemerintah tersebut juga diakui mampu membuat stok CPO habis dan menaikkan harga CPO kembali. Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe menilai bahwa harga CPO kini berada dalam level rendah sementara permintaan belum juga tinggi. Dengan kondisi tersebut, industri yang mengekspor CPO dikenakan pungutan, akan terpukul. “Pungutan ekspor CPO dan turunannya menjadi US$ 0 per ton dari US$ 50 per ton bisa membuat stok CPO habis dan harga kembali naik. Jadi akan beban kalau tidak jadi nol,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (9/12).
Pungutan ekspor CPO dibabat, ini rekomendasi saham perkebunan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penurunan pungutan ekspor pada produk minyak kelapa sawit (CPO) diperkirakan baru memberi dampak perbaikan harga pada komoditas ini di Januari 2019. Kebijakan Pemerintah tersebut juga diakui mampu membuat stok CPO habis dan menaikkan harga CPO kembali. Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe menilai bahwa harga CPO kini berada dalam level rendah sementara permintaan belum juga tinggi. Dengan kondisi tersebut, industri yang mengekspor CPO dikenakan pungutan, akan terpukul. “Pungutan ekspor CPO dan turunannya menjadi US$ 0 per ton dari US$ 50 per ton bisa membuat stok CPO habis dan harga kembali naik. Jadi akan beban kalau tidak jadi nol,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (9/12).