Pungutan ekspor CPO dibebaskan, cermati emiten sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk membebaskan pungutan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya mendapatkan sambutan baik dari emiten-emiten penghasil minyak kelapa sawit. Salah satunya adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Mario C. Surung, Corporate Secretary AALI mengatakan, rencana tersebut mengindikasikan pemerintah sangat mendukung dan memperhatikan bisnis kelapa sawit di tengah harga yang tengah anjlok.

"Adanya pembebasan tarif ekspor ini dapat membuat harga CPO kami bisa bersaing dengan kompetitor, terutama Malaysia," kata Mario kepada KONTAN, Selasa (27/11).


Hal ini karena harga kelapa sawit yang diekspor akan lebih murah karena tak terdampak bea ekspor.

Saat ini, AALI memang memasarkan CPO-nya ke beberapa negara seperti India, China, Korea, dan juga Pakistan. Dari keempat negara ini, ekspor terbesar AALI adalah ke India dan China.

Sementara itu, secara year to date, porsi ekspor AALI sudah mencapai 39% dari keseluruhan penjualan AALI. Sisanya, sebanyak 61% diserap oleh pasar lokal.

Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, beleid yang akan diteken pemerintah itu berpotensi mengerek kinerja saham-saham sektor CPO, terutama dengan kemampuan bersaing dengan negara tetangga. Tapi, kenaikan saham tidak akan serta-merta terjadi.

"Kalau saham belum tentu karena masih tergantung pada harga saham CPO global," kata Rovandi kepada KONTAN, Selasa (11/8).

Ia berpendapat, fluktuasi rupiah dan juga harga CPO juga bakalan memberi sentimen pada kinerja saham emiten-emiten CPO tersebut.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas mengatakan, sentimen hari ini membuat pergerakan saham CPO mencatatkan kenaikan di sesi awal perdagangan. Meski begitu Ia mengakui bahwa harga CPO saat ini sedang ada dalam tren bearish dan sedang berusaha untuk rebound.

"Saya rasa rencana pemerintah tersebut akan sangat baik bagi sektor CPO karena bisa meningkatkan penjualan CPO dan produk turunannya," kata Nafan kepada KONTAN, Selasa (11/8).

Selain itu, kondisi cuaca yang baik juga diharapkan bisa mendorong kapasitas produksi CPO. Hanya saja isu kelebihan pasokan atau oversupply dari produk-produk CPO menurutnya perlu diperhatikan lantaran produksi Indonesia yang masih di black list oleh Uni Eropa.

Ia merekomendasikan untuk memperhatikan saham-saham CPO seperti AALI dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Menurutnya, saham AALI bisa dikoleksi secara jangka pendek dengan target harga Rp 11.650 per saham dan LSIP secara jangka panjang dengan target harga Rp 1.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia