JAKARTA. Pemberlakuan dana pengembangan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) supporting fund resmi berlaku mulai pekan ini. Produsen kelapa sawit yang melakukan ekspor CPO akan dikenakan US$ 50 per ton. Kemudian, ekspor produk turunan CPO dipungut US$ 30 per ton. Analis Sucorinvest Central Gani Andy Wibowo Gunawan menilai, emiten yang melakukan ekspor akan terbebani ketentuan pungutan tersebut. Ini menjadi sentimen negatif yang dapat mempengaruhi kinerja emiten perkebunan. "Dari sisi margin bisnis hilir, pungutan ini berpengaruh signifikan. Tapi secara total pendapatan emiten, tak berpengaruh signifikan," ucap dia, kepada KONTAN, Kamis (16/4). Beberapa emiten saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung memiliki porsi ekspor mungil. Namun dari semuanya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang cukup terkena dampak pungutan ekspor. Andy bilang, pendapatan AALI dari olein memang masih rendah. Tapi AALI berencana membesarkan bisnis hilir tersebut ke depan.
Pungutan ekspor getok emiten CPO
JAKARTA. Pemberlakuan dana pengembangan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) supporting fund resmi berlaku mulai pekan ini. Produsen kelapa sawit yang melakukan ekspor CPO akan dikenakan US$ 50 per ton. Kemudian, ekspor produk turunan CPO dipungut US$ 30 per ton. Analis Sucorinvest Central Gani Andy Wibowo Gunawan menilai, emiten yang melakukan ekspor akan terbebani ketentuan pungutan tersebut. Ini menjadi sentimen negatif yang dapat mempengaruhi kinerja emiten perkebunan. "Dari sisi margin bisnis hilir, pungutan ini berpengaruh signifikan. Tapi secara total pendapatan emiten, tak berpengaruh signifikan," ucap dia, kepada KONTAN, Kamis (16/4). Beberapa emiten saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung memiliki porsi ekspor mungil. Namun dari semuanya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang cukup terkena dampak pungutan ekspor. Andy bilang, pendapatan AALI dari olein memang masih rendah. Tapi AALI berencana membesarkan bisnis hilir tersebut ke depan.