Pungutan Ekspor Menciut, Ekspor CPO Digenjot



JAKARTA. Dalam tiga bulan terakhir pungutan ekspor (PE) terus menurun. Juli 2008 lalu, sempat menyentuh 20%, sementara itu Agustus kian menciut menjadi turun menjadi 15%. Lebih miris lagi, PE di bulan September kian mungil di angka 7,5%. Itu sebabnya, ekspor Crude Palm Oil (CPO) diharapkan melejit untuk menambal penurunan PE yang diberlakukan pemerintah. Di sela-sela rapat komisi I DPR, Selasa (7/10), Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu bilang, penurunan PE ini justru mendorong peningkatan volume ekspor Agustus. PE progresif yang diterapkan pemerintah memberikan keseimbangan permintaan pasar dan harga.Berdasarkan data bulan Agustus 2008, harga CPO rata-rata mencapai US$ 884/ton, sedangkan pada bulan Juli 2008 sebesar US$ 1.213/ton. Peningkatan volume ekspor tersebut sangat terkait dengan kebijakan Pungutan Ekspor atau Bea Keluar progresif yang berlaku di Indonesia. Di bulan Agustus 2008, besarnya tarif PE 10%, jauh lebih rendah dari tarif bulan Juli 2008 yang berada di kisaran 20%."Tarif PE CPO yang berlaku bulan September 2008 adalah 7,5% sehingga akan lebih merangsang ekspor CPO dalam bulan ini," kata Mari.Sepanjang semester II tahun ini, harga CPO akan terus tertekan. Penyebabnya adalah turunnya harga minyak bumi, permintaan dunia CPO yang menurun baik oleh Uni Eropa maupun India dan RRT, serta produksi CPO di Indonesia dan Malaysia yang berlebihan.Ketua Harian Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  Derom Bangun malah mengkhawatirkan pasokan yang dimiliki Indonesia tidak cukup terserap oleh pasar luar negeri. Pasalnya, harga CPO cenderung turun ditambah lagi krisis finansial AS yang membuat lesu perekonomian dunia.Hanya saja, Derom masih mencoba tetap optimis karena kebijakan pemerintah lewat SK Menteri ESDM yang memuat upaya peningkatan pemakaian energi biodiesel. "Faktor lainnya, kalau harga sudah rendah, negara lain akan meningkatkan konsumsinya, terutama di China dan India," kata Derom.Toto Dirgantoro, Ketua Umum Depalindo juga berharap, peningkatan harga minyak mentah akan mendorong pemakaian CPO. Yang paling diharapkan adalah penggunaan CPO untuk industri. "Demand biodoesel bisa meningkat jika harga minyak naik," kata Toto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: