Punya beragam tambang logam, simak rekomendasi saham Bumi Resources Minerals (BRMS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diyakini masih positif dalam jangka panjang. Hal ini tidak terlepas dari ekspansi yang dilakukan BRMS pada sejumlah proyek tambang logam.

Hasan, Analis Sucor Sekuritas mengatakan, BRMS memiliki tiga aset utama yaitu Dairi Prima Mineral dengan 49% kepemilikan, yang berlokasi di Dairi, Sumatra Utara. Komoditas yang dimiliki Dairi Prima Mineral adalah seng dan timbal.

Kedua, Gorontalo Mineral dengan kepemilikan 80% yang berlokasi di Bone Bolango, Gorontalo, memiliki sumber daya emas dan tembaga. Ketiga, yakni Citra Palu Minerals (CPM) dengan 96,9% kepemilikan, berlokasi di Sulawesi Tengah, yang memiliki cadangan emas.


Hasan menilai, proyek emas ini cukup menjanjikan dengan adanya potensi pertumbuhan volume produksi di jangka pendek yang cepat. 

Berdasarkan Kontrak Karya (CoW), CPM berhak atas konsesi pertambangan seluas 85.180 hektare (ha) di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Studi Kelayakan untuk Proyek Poboya pun telah disetujui oleh pemerintah pada tahun 2017. Poboya memiliki 3,9 juta ton cadangan bijih atau sama dengan umur tambang  selama 8 tahun.

Dia menambahkan, BRMS saat ini sedang mengembangkan pabrik emas keduanya di CPM dan dijadwalkan selesai pada kuartal I-2022, dengan tambahan kapasitas 4.000 ton bijih emas per hari.

“Setelah selesai, volume produksi emas diperkirakan akan melonjak lebih dari 10 kali lipat,” terang Hasan dalam riset seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (20/4).

Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) raih dana Rp 1,6 triliun dari rights issue, untuk apa?

 
BRMS Chart by TradingView

Setelah pabrik pengolahan emas kedua selesai pada Maret 2022, serta adanya tambahan kapasitas 150.000 ons troi dalam produksi emas, Sucor Sekuritas memperkirakan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) BRMS akan tumbuh menjadi US$ 104 juta.

Estimasi ini tumbuh cukup signikan dari perkiraan EBITDA tahun ini yang hanya US$ 8 juta, karena tahun ini BRMS hanya memproduksi sekitar 14.626 ons troi. 

Tak hanya EBITDA, laba bersih juga akan melonjak menjadi US$ 68 juta pada 2022, melesat jauh dibandingkan dengan perkiraan laba tahun ini yang hanya US$ 3 juta, dengan asumsi harga emas 2021-2022 di rentang US$ 1.800 per ons troi.

Lebih lanjut, pada 2024, anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini akan menambah kapasitas produksi emasnya lagi sebesar 150.000 ons troi. Sehingga, volume produksi menjadi 263.649 ons troi, naik cukup tinggi dibanding dengan tahun 2020 yang hanya 14.600 ons troi.

“Pada titik ini, volume produksi emas tahunan BRMS akan jauh lebih tinggi daripada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yakni 156.000 ons troi,” sambung Hasan.

Selain CPM, BRMS masih punya proyek Dairi dan Gorontalo, yang akan menjadi pendorong pendapatan ke depan. Proyek Dairi diestimasikan memiliki sumber daya 25 juta ton bijih seng dengan kadar 11,5%, salah satu yang tertinggi di dunia.  Sedangkan untuk proyek Gorontalo memiliki sumber daya lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Citra Palu Minerals.

Sucor Sekuritas menginisiasi cakupannya (coverage) di saham BRMS, dengan memberikan rekomendasi beli di target harga Rp 150 per saham. 

Per pukul 14.00 WIB, saham BRMS naik 2,5% ke level Rp 82 per saham.

Selanjutnya: Pemerintah kerek target produksi, ini saham emiten batubara pilihan RHB Sekuritas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari