KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (
DGNS) cukup optimis memandang prospek bisnis di tahun ini. Dengan berbagai agenda ekspansi yang disiapkan, perseroan mengincar pertumbuhan kinerja hingga 20% dibandingkan tahun lalu.
Corporate Secretary Diagnos Laboratorium Utama Stefanus Ivanly mengatakan, pertumbuhan DGNS pada tahun ini didorong oleh beberapa faktor di antaranya tambahan kontribusi dari ekspansi laboratorium serta bisnis baru DGNS yakni klinik yang akan bisa beroperasi pada semester I-2025.
“Tahun 2025 ini Diagnos berfokus pada peningkatan layanan di kota Jakarta, Batam & Makassar. Di mana kami akan meng-
upgrade layanan yang sebelumnya hanya terpaku pada
stand alone lab menjadi
specialized clinic,” ungkap Stefanus, kepada
Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Baca Juga: Agenda Ekspansi Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Menghadapi 2025 Selain itu, DGNS JUGA terus berupaya menambah jaringan kemitraan atau rekanan dengan meluncurkan skema-skema kemitraan yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan para mitra bisnis.
Dia melanjutkan, DGNS akan melakukan
territorial expansion dengan mengembangkan layanan
occupational clinic di Menteng & Batam, serta
community clinic di Makassar.
Dan untuk menjaga efisiensi di level operasional, DGNS juga mengembangkan
national reference hub yang berlokasi di Menteng yang akan menjadi pusat rujukan national bagi pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium Diagnos.
Pada tahun ini, DGNS menyiapkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (Capex) sebesar Rp 29 miliar atau lebih tinggi dari 2024 yang hanya dianggarkan sebesar Rp22 miliar.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) yang Baru Resmikan Gedung Stefanus menambahkan, kinerja perusahaan di tahun 2024 juga berhasil melebihi ekspektasi. Secara
year on year (yoy) atau tahunan, DGNS mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dan pertumbuhan laba kotor sebesar 23%.
Hal ini ditopang oleh agresivitas penjualan. Di mana pada tahun 2024 DGNS meluncurkan 189 layanan baru kepada konsumen.
“Serta efisiensi yang dilakukan, baik di level operasional, maupun di level strategis dengan menutup beberapa
outlet yang tidak perform,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih