Punya Dampak Besar Terhadap Inflasi, Pengamat: Evaluasi Pendistribusian MinyaKita



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian menilai pendistribusian Minyakita wajib dibenahi menyusul kenaikan harga Minyakita yang mencapai Rp 15.000 per liter. 

Menurutnya, penyaluran Minyakita sebaiknya melalui pemerintah seperti badan urusan logistik (Bulog) atau ID Food.

"Karena Minyakita merupakan barang subsidi jadi sebaiknya dibenahi pendistribusiannya. Maka semestinya yang menyalurkan itu pemerintah seperti Bulog atau ID Food," ucap Eliza kepada kontan, Jumat (5/1).


Pasalnya, minyak goreng memberikan andil cukup besar terhadap inflasi. Kontribusinya terhadap total basket inflasi sebesar 0,85%. 

Baca Juga: Reviu Perdagangan 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, Mendag Zulkifli Optimis &Waspada

"Kenaikan migor ini bisa membebani produsen terutama yg bergerak di bidang makanan dan nanti akan ditransmisikan ke kenaikan harga di level konsumen," ujar dia.

Kata dia, justifikasi kenaikan harga minyak kemasan ini jika mengacu pada harga CPO prediksi diawal memang melemah Kalau dari proyeksi kemarin, proyeksi kita di semester 1 2024, harga turun. 

Meskipun terjadi kemungkinan penurunan produksi di Indonesia akibat efek El-Nino, di Malaysia kemungkinan ada peningkatan produksi akibat pemulihan tenaga kerjanya. Di tambah lagi demand dari Tiongkok yang menurun, makanya harganya diproyeksi menurun.

"Kalau yang saya amati sepertinya kenaikan harga Minyakkita ini untuk mengimbangi disparitas harga dengan minyak premium. Tapi ya memang segmentasi pasarnya berbeda," ujar dia.

Baca Juga: Mendag: Februari 2024 Akan Dilakukan Evaluasi Terkait HET Minyakita

"Semestinya Minyakita dijaga harganya karena untuk menjaga daya beli kalangan menengah bawah dan umkm agar biaya produksi tidak meningkat," tambahnya.

Untuk itu, Eliza menilai pemerintah harus menjaga stabilitas harga menjelang ramadan dan lebaran dengan terus memonitor harga dan ketersediaan bahan pangan.

"Perlu diingat bahwa masyarakat menengah bawah ini lebih banyak terdampak jika ada kenaikan hrga terutama harga pangan. Mengingat lebih dari separuh pengeluaran itu digunakan untuk membeli bahan makanan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi