Punya daya tawar, pemerintah hanya menyerap Rp 9 triliun pada lelang sukuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (24/8). Berdasarkan data DJPPR, total penawaran yang masuk pada lelang kali ini mencapai Rp 52,47 triliun.

Dalam lelang SBSN yang digelar sebelumnya, yakni Selasa (10/8), penawaran yang masuk mencapai Rp 51,65 triliun. Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula menilai kenaikan penawaran masuk ini ditopang oleh faktor global dan kondisi makro Indonesia yang stabil.

Selain itu, berita pemerintah dan Bank Indonesia melanjutkan burden sharing membuat tekanan penerbitan di lelang surat utang selanjutnya akan berkurang.


Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pasar sedikit menguat dengan yield yang turun dari hari Senin (24/8). Dia menambahkan, likuiditas pasar obligasi masih tinggi. Likuiditas perbankan pun masih besar karena belum banyak menyalurkan kredit.

Baca Juga: Masih laris, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang Sukuk capai Rp 52,46 triliun

Dari total penawaran yang masuk, pemerintah menyerap sebanyak Rp 9 triliun pada lelang kali ini. Penyerapan lelang sukuk lebih rendah daripada target indikatif yang ditetapkan sebelumnya di angka Rp 10 triliun.

Ramdhan melihat, penyerapan yang lebih rendah daripada target karena pemerintah menyerap sesuai dengan kebutuhannya dengan yield yang bisa diterima. “Pemerintah punya bargain di situ,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (24/8).

Dalam lelang SBSN kali ini, seri PBS029 yang akan jatuh tempo pada 15 Maret 2034 menjadi seri yang paling banyak diburu investor dengan jumlah penawaran masuk hingga Rp 14,17 triliun. Seri ini sekaligus menjadi seri yang paling banyak dimenangkan dengan Rp 3,75 triliun.

Baca Juga: Ini rekomendasi saham INKP dan TKIM yang kinerjanya naik di semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati