Punya Ekosistem yang Lebih Pasti, Tiga Pendatang Bank Digital Siap Berlaga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski demam bank digital sudah berakhir, pendatang baru terus hadir menawarkan produk dan layanan digital. Terbaru, ada SuperBank yang merupakan transformasi dari Bank Fama bakal menyasar para pelaku UMKM.

Bak ini mendapat dukungan dari investornya PT Elang Media Visitama yang merupakan Grup EMTK dan Grab. Lalu ada, Bank Mayora yang baru saja diakuisisi oleh BNI juga diarahkan untuk mengoptimalkan pasar UMKM. Kemudian ada Bank Jasa Jakarta yang miliki oleh Astra Group bersama WeLab yang sudah kuat menggarap pasar kredit kendaraan bermotor. 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan kunci dari bank digital hanya satu yakni ekosistem. Selama memiliki ekosistem yang kuat, akan mengantarkan bank digital berhasil bertahan dan meningkatkan nilai valuasi. 


“Yang sudah eksis pun, rata-rata baru di tahun ketiga membukukan keuntungan, karena pada awal-awal bakar uang atau merugi. Tantangan bagi pendatang baru harus memiliki basis data baru dan harus punya inovasi produk, serta risk management,” ujar Amin kepada Kontan.co.id pada Rabu (5/4).

Baca Juga: Negara ASEAN Sepakati Gunakan Mata Uang Lokal untuk Stabilitas Kawasan

Selain itu, Amin menyebut bank konvensional juga telah menggunakan dua kaki selain mengoptimalkan bisnis secara tradisional, mereka juga mengoptimalkan layanan digital secara masif. Amin mengatakan secara global ada 250 bank digital tetapi hanya 13 yang masih eksis, dengan tiga entitas mencatatkan untung secara signifikan. 

Direktur Keuangan SuperBank Melisa Hendrawati menyatakan akan fokus melanjutkan transformasi menjadi bank digital dengan mengembangkan produk dan layanan untuk penuhi kebutuhan sehari-hari nasabah. Lalu akan meningkatkan integrasi dengan ekosistem yang dimiliki oleh Grab dan EMTK. 

“Bagaimana kita pelajari pinpoint di market, apa yang jadi kendala di pengguna, dan use case di user, driver, passenger, serta merchant. Juga apa yang belum dijamah oleh bank selama ini dan itu akan dibantu Grab dan EMTK sehingga produk kita tidak akan sama dengan yang sudah ada di pasar,” kata Melisa, Rabu (5/4). 

Baca Juga: Menilik Transaksi Superapps Livin’ by Mandiri dan BCA Mobile

Andya Daniswara, SVP Business Development, Emtek Group mengakui dari sekian banyak lini bisnis, EMTK memang belum memiliki layanan di sektor keuangan. Dia melihat salah satu celah yang bisa dimasuki lewat bank digital. 

Andya menyatakan dengan bantuan EMTK, SuperBank bisa mendapat exposure ke 180 juta jangkauan konsumen EMTK terutama dari lini media yang dimiliki. Lalu juga ada potensi 14 juta pelaku UMKM yang dimiliki oleh Bukalapak sebagai salah satu lini bisnis milik EMTK yang bisa dimanfaatkan oleh SuperBank. “Data pelaku UMKM dan perorangan yang unbank dan underbank itu ada di Bukalapak, tapi itu bukan kredit data. Tapi itu bisa pakai sebagai alternatif kredit rating,” papar dia. 

Sebagai investor, EMTK ingin SuperBank memiliki bisnis yang berkelanjutan dan bisa mencetak keuntungan. Seiring dengan itu, dia membuka peluang agar 9.000 karyawan EMTK bisa mendapatkan payroll dari SuperBank.

 Baca Juga: Naik 36%, Nilai Transaksi Mobile Banking BCA Capai Rp 1.016 Triliun Per Februari 2023

Adapun Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan dalam waktu dekat akan mengumumkan nama baru dari Bank Mayora yang telah ditransformasikan menjadi bank digital. Dia menyatakan, bank digital ini hanya akan berfokus ke segmen UMKM. 

Sedangkan Direktur Astra Financial Handoko Liem mengatakan, Astra Financial telah mengakuisisi secara resmi Bank Jasa Jakarta pada September 2022 dan dalam waktu dekat akan meluncurkan bank digital. "Target kami kan satu tahun, ya sekitar September 2023 akan launching," kata Handoko belum lama ini. 

Adapun Direktur Astra Financial Suparno Djasmin mengatakan, Bank Jasa Jakarta nantinya akan fokus kepada segmen nasabah retail. Dia menegaskan, nantinya Bank Jasa Jakarta akan dikembangkan menjadi bank digital. Astra Financial melihat Bank Jasa Jakarta merupakan bank yang dapat disinergikan dengan fokus bisnis perseroan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati