KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (
BJBR) berhasil membukukan kinerja yang apik sepanjang semester I-2021. Emiten perbankan ini mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 20,1% secara
year on year dari Rp 3,08 triliun menjadi Rp 3,69 triliun. Kenaikan pendapatan bunga bersih ini mengerek perolehan laba bersih BJBR menjadi Rp 921,84 miliar per Juni 2021, naik 14,1% secara tahunan (yoy) dari Rp 807,47 miliar pada Juni 2020. Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan Shelly Setiadi dalam risetnya mengatakan, perolehan BJBR pada kuartal II-2021 sedikit di bawah proyeksi RHB Sekuritas, namun sudah sejalan dengan proyeksi konsensus. Kenaikan pendapatan tidak terlepas dari tingginya fee-based income yang didorong oleh transaksi digital dan manajemen likuiditas perbendaharaan yang baik.
Sementara Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio meyakini masih ada ruang untuk pertumbuhan kinerja BJBR pada sisa tahun ini. Salah satu penopangnya seperti pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 2,4% (Ytd) sebesar Rp 91,6 triliun di kuartal II ini. BJBR juga berhasil membuat rasio
Non Performing Loan (NPL) turun dari 1,60% menjadi 1,3%.
Baca Juga: Bank BJB catat penurunan NPL pada semester I-2021, ini penopangnya “Yang membuat BJBR menarik adalah bisa mempertahankan rasio Return On Equity (ROE) di atas 13%. Dengan rasio valuasi PBV yang masih 1,06x dan juga PER 6,8x membuat saham BJBR layak dipertimbangkan untuk dikoleksi,” kata Frankie kepada Kontan.co.id, Kamis (5/8).
Manajemen BJBR mematok target yang cenderung konservatif, dengan target pertumbuhan pinjaman 8%-9% yoy pada tahun ini. Andrey dan Shelly melihat kredit BJBR bisa tumbuh lebih cepat, khususnya dengan perbaikan ekonomi Jawa Barat. Selain itu, BJBR juga memiliki likuiditas yang berlimpah yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 87%. Pada tahun ini, RHB Sekuritas memproyeksikan pendapatan bunga bersih BJBR akan sebesar Rp 7,72 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,16 triliun.
Sementara Frankie melihat salah satu penghambat pergerakan harga saham BJBR ke depan adalah investor yang lebih melirik saham-saham bank digital dan mengesampinkan faktor fundamental bank digital. Padahal, bank konvensional seperti BJBR justru solid dan menarik untuk dikoleksi. “Jadi saham BJBR cukup baik jika dikoleksi untuk tujuan investasi, karena dari kinerjanya yang sangat baik, dan masih mampu outperform di tengah tahun-tahun pandemi ini. Apalagi harganya sedang koreksi setelah dividen yang ditebar pada April kemarin,” imbuh Frankie. Frankie pun merekomendasikan untuk beli saham BJBR dengan target harga Rp 1.600 per saham. Sementara Andrey dan Shelly juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi