Punya izin produksi jangka panjang, Bumi Resources Minerals (BRMS) yakin bisnis cerah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkatkan produksi, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) optimistis dapat menghasilkan kinerja lebih baik.

Direktur & Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk Herwin Hidayat menuturkan saat ini perusahaan memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya. Perusahaan memiliki tiga aset pertambangan, yakni Citra Palu Minerals (CPM), Dairi Prima Mineral (DPM), dan Gorontalo Minerals (GM).

Ia memaparkan, pada CPM perusahaan mengoperasikan tambang seluas 85.180 hektare (ha) di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan melalui kontrak karya. Adapun proyek tambang emas di CPM telah memiliki izin produksi hingga tahun 2050.


"Saat ini kami telah mengoperasikan pabrik pengelolaan bijih emas pertama dengan kapasitas 500 ton biji per hari. Untuk jangka pendek, kami akan melakukan pengeboran di empat titik prospek emas yang sedang berjalan di kuartal II ini dengan sumber pendanaan dari rights issue," ujarnya, Selasa (22/6).

Untuk jangka panjang, BRMS juga akan membangun pengolahan bijih emas kedua dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Investasi pada pembangunan pabrik kedua ini sebesar US$ 65 juta - US$ 70 juta.  Adapun sumber pendanaan akan berasal dari fasilitas kredit yang telah didapatkan.

Perusahaan menargetkan pabrik tersebut selesai pada Maret 2022 dan mulai beroperasi pada Mei atau Juni 2022.

Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) sukses gelar vaksin gotong royong batch pertama

Setelahnya, perusahaan akan membangun pabrik ketiga dengan kapasitas 4.000 ton per hari dengan nilai investasi sebesar US$ 48 juta yang berasal dari hasil rights issue. Dengan begitu, pada 2024, BRMS akan memiliki kapasitas 8.500 ton per hari.

Aset kedua, DPM saat ini perusahaan mengelola tambang seng dan timah hitam tersebut dengan luas 24.636 ha. Adapun pertambangan ini telah memiliki izin produksi hingga tahun 2047.

 
BRMS Chart by TradingView

Aset ketiga, GM memiliki luas lahan 24.995 ha. Saat ini perusahaan memiliki izin produksi untuk mengelola proyek tembaga dan emas ini sampai tahun 2052.

Ia berujar, untuk jangka pendek pihaknya tengah melakukan aktivitas pengeboran, khususnya di Motomboto yang merupakan lokasi tambang emas. "Kami mengalokasikan dana U$5,25 juta yang kami dapat dari rights issue," sebutnya.

Melalui hal tersebut, perusahaan optimistis prospek bisnis perusahaan masih baik. Terlebih dengan didapatkannya izin produksi yang cukup panjang.

Sayangnya, ia belum membeberkan terkait kinerja tahun ini. Yang jelas, berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, pendapatan BRMS naik 37,09% yoy dari semula US$ 991.860 di kuartal pertama 2020 menjadi US$ 1,35 juta di kuartal pertama 2021. 

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, laba bersih BRMS meroket 880,41% yoy dari semula US$ 165.057 di kuartal I 2020 menjadi US$ 1,67 juta di kuartal I 2021.

Dari sisi produksi, ia memproyeksikan produksi emas masih akan sama dengan kuartal I kemarin. Asal tahu saja, fasilitas pabrik perusahaan yang ada saat ini di Poboya, Palu, hanya mampu beroperasi dengan utilisasi produksi di angka 70% dari kapasitas terpasang sebesar 500 ton per hari.

Kendala datang dari tersendatnya pasokan suku cadang untuk fasilitas produksi yang beroperasi sejak Maret 2020 lalu itu gara-gara pagebluk Covid-19. Adapun, pada tiga bulan pertama kemarin BMRS mencatat memproduksi dore bullion sebanyak 50 kg serta memproduksi emas sebanyak 24 kg.

"Namun, pada Mei kemarin sudah datang dan langsung kami pasang sehingga di semeter II produksi akan lebih tinggi," imbuhnya.

Selanjutnya: Bumi Resouces Minerals (BRMS) memacu produksi di kuartal kedua 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi