Punya Kas Melimpah dan Strategi Ekspansi, Begini Rekomendasi Saham Bukalapak (BUKA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun pada semester pertama 2023. Realisasi tersebut meningkat 29% dari pendapatan semester pertama 2022 yang sebesar Rp 1,69 triliun.

Di sisi lain, BUKA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 389,27 miliar. Padahal, pada semester pertama tahun lalu, BUKA membukukan laba bersih Rp 8,59 triliun. Hal ini seiring dengan nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi yang berbalik rugi Rp 120,82 miliar, dari untung Rp 9,79 triliun. 

Dalam riset tanggal 1 Agustus 2023, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras Farhan dan Laurencia Hiemas mengatakan, pendorong utama kenaikan pendapatan tersebut adalah bisnis marketplace dan bisnis online to offline (O2O). Pada kuartal II-2023, BUKA mencatatkan TPV konsolidasi Rp 41 triliun (naik 13% year on year) dengan take rate 2,86%.


BUKA tetap menjadi pilihan saham favorit Samuel Sekuritas dibandingkan emiten lain di sektor teknologi. Alasannya, BUKA mempunyai cadangan kas yang melimpah dan upaya untuk melakukan pertumbuhan organik dan anorganik. 

Baca Juga: FTSE Russell Melakukan Rebalancing, Simak Potensi Sahamnya

BUKA akan terus mengembangkan lini bisnis remitansinya dan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan Mitra di semester kedua 2023. Mengenai inisiatif specialty store, BUKA telah membuat rencana untuk memperkuat inisiatif original equipment manufacturer (OEM).

Bisnis ini diproyeksikan memiliki take rate yang relatif lebih tinggi daripada bisnis e-commerce. Take rate adalah biaya atau komisi yang dikenakan kepada penjual pihak ketiga atau penyedia layanan.

Perlu diingat bahwa specialty vertical, meskipun hanya menyumbang 10%-15% dari TPV marketplace, memiliki take rate yang tinggi karena sifat 1P-nya. Hal ini memberikan ruang untuk monetisasi lebih lanjut dan meningkatkan profitabilitas.

Kedua analis ini masih mempertahankan keyakinan bahwa BUKA akan membukukan adjusted EBITDA positif pada kuartal IV-2023, Meskipun begitu, proyeksi EBITDA untuk setahun penuh 2023 masih negatif Rp 134 miliar. 

"Namun demikian, karena melambatnya pertumbuhan TPV dan tidak adanya rencana untuk akuisisi lebih lanjut yang dapat membantu mendorong inisiatif specialty store, Samuel Sekuritas menurunkan proyeksi top dan bottom line," kata kedua analis Samuel Sekuritas tersebut.

Baca Juga: Tiktok Shop Makin Gencar, Bagaimana Prospek GOTO, BUKA, BELI?

Untuk tahun 2023, top line BUKA diperkirakan sebesar Rp 4,5 triliun dengan bottom line minus Rp 255 miliar. Sementara untuk tahun 2024, top line diperkirakan sebesar Rp 5,4 triliun dengan bottom line minus Rp 174 miliar.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja BUKA ke depannya akan didukung oleh pulihnya tingkat konsumsi domestik yang menunjang stabilitas ekonomi. BUKA harus mampu meningkatkan penetrasi pasar untuk menciptakan konsumen yang loyal agar kinerja GTV dan GMV mengalami kenaikan secara optimum. 

Hal ini juga diimbangi dengan efisiensi bisnis lainnya dalam rangka mengurangi beban sehingga bisa menciptakan profitabilitas secara berkesinambungan. "Keunggulan BUKA adalah mempunyai niche market dan niche consumer yang loyal. Produk-produknya juga memiliki keunikan tersendiri tapi mampu memperkuat loyalitas dari customer," ucap Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/8). 

Baca Juga: Emiten E-Commerce Mulai Berhasil Menekan Kerugian

Berdasarkan riset tanggal 14 Agustus 2023, Analis Buana Capital Christopher Rusli juga memprediksi, BUKA akan membukukan adjusted EBITDA positif pada kuartal IV-2023. Bukalapak meraih adjusted EBITDA yang sebesar -Rp 125 miliar pada kuartal II-2023  menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 65% secara tahunan.

"Pertumbuhan ini di atas proyeksi sehingga memperkuat kemungkinan BUKA mencapai profitabilitas dalam 1-2 tahun ke depan," kata Christopher. 

BUKA juga baru saja mendapatkan izin untuk mengoperasikan bisnis remitansi tanpa harus menggunakan payment getaway pihak ketiga yang awalnya menimbulkan biaya tambahan. Manajemen mengharapkan efek bisnis remitansi ini dapat terlihat mulai dari kuartal III-2023 dan seterusnya. 

Samuel Sekuritas dan Buana Capital merekomendasikan buy BUKA dengan target harga masing-masing Rp 310 per saham dan Rp 276 per saham. Secara teknikal, Nafan juga merekomendasikan akumulasi BUKA dengan target harga 1 di Rp 232 per saham, target harga 2 di Rp 246 per saham, dan target harga 3 di Rp 260 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati