Punya kinerja apik, Royal Prima (PRIM) bidik kenaikan pendapatan 150% di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Royal Prima Tbk (PRIM) membidik pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan sepanjang 2021. Emiten yang bergerak di jasa pelayanan kesehatan ini juga melancarkan ekspansi dan menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga keberlanjutan usahanya.

Direktur Royal Prima Mok Siu Pen mengatakan, merujuk realisasi hingga kuartal III-2021, perusahaan optimistis bisa menumbuhkan kinerja secara signifikan hingga tutup tahun 2021.

Asal tahu saja, PRIM mengejar pertumbuhan pendapatan sekitar 150%, dan membidik capaian laba bersih melesat 300% dibandingkan realisasi pada 2020.

"Kalau melihat laporan kuartal III-2021, kami memproyeksikan masih ada peningkatan. Secara bisnis, kami melihat kinerjanya terus tumbuh dengan bagus," ujar Mok Siu Pen dalam public expose yang digelar Rabu (8/12).

Baca Juga: Royal Prima (PRIM) siapkan dana hingga Rp 10 miliar untuk buyback saham

PRIM mendapatkan margin yang lebih baik seiring dengan penyeimbangan komposisi antara segmen Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Non-JKN. Menurut Mok Siu Pen, segmen Non-JKN tercatat meningkat, yang menandakan semakin tingginya kepercayaan pasien terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit (RS) Royal Prima.

Target PRIM untuk tahun 2021 tetap merupakan kombinasi antara segmen JKN dan Non-JKN, serta segmen Kemenkes dari pasien Covid-19. Adapun perkiraan kontribusi masing-masing segmen tersebut adalah 26%, 34%, dan 40%.

Untuk mengantisipasi pengurangan pasien Covid-19, PRIM pun melanjutkan penguatan layanan pasien di segmen non-Covid-19. Terutama dari sisi perluasan layanan di trauma centre, heart centre, dan stroke centre.

"Ketiganya memang sudah dikembangkan sebelum pandemi ada. Tetapi saat ini akan semakin kami kuatkan. Sehingga semua pasien, umumnya masyarakat di Sumatra Utara akan dapat kami layani dengan lebih baik lagi," sambung Mok Siu Pen.

 
PRIM Chart by TradingView

Dalam upaya peningkatan layanan, PRIM juga melakukan upgrade alat kesehatan. Dengan begitu diharapkan dapat lebih memenuhi permintaan pasar akan layanan kesehatan yang modern dan menggunakan teknologi terkini.

Sebagai strategi keberlanjutan usaha, PRIM juga terus melakukan ekspansi, baik dengan pengembangan bisnis eksisting, pembelian tanah di sekitar RS yang telah beroperasi, maupun dengan menjajaki akuisisi RS yang potensial untuk dikembangkan.

Mengenai strategi ini, PRIM telah merampungkan akuisisi RS di Marelan. Dengan akuisisi ini, ada tambahan kapasitas tempat tidur hingga mencapai 200 bed. Selain itu, PRIM juga membangun gedung baru di kompleks RSU Royal Prima Medan, yang akan memberi tambahan kapasitas sekitar 210 bed untuk melayani naiknya permintaan layanan kesehatan.

Pembangunan gedung baru di Royal Prima Medan diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Ekspansi gedung baru ini diharapkan bisa menyumbang tambahan pendapatan sekitar 5%-8%. Sedangkan untuk akuisisi RS Marelan, PRIM berharap RS tersebut bisa berkontribusi sekitar 10% terhadap total pendapatan.

Sebagai informasi, PRIM memiliki tiga jaringan rumah sakit, yakni RSU Royal Prima Medan, RS Royal Prima Jambi, dan RS Royal Prima Marelan. Saat ini total kapasitas selusuh RS yang dimiliki PRIM mencapai sekitar 1.600 bed.

Baca Juga: Pendapatan Royal Prima (PRIM) melesat 110,52% pada kuartal pertama 2021

Asal tahu saja, Royal Prima melantai di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2018 lalu. Mok Siu Pen mengungkapkan, hingga akhir Mei 2021, PRIM telah menggunakan seluruh dana bersih yang didapatkan Perseroan dari initial public offering (IPO) sekitar Rp 579,18 miliar.

Mok Siu Pen merinci, sebanyak 46,62% dari dana bersih hasil IPO atau setara Rp 270 miliar dipakai untuk mengakuisisi RS Marelan. Lalu, untuk pembelian alat kesehatan modern sebesar Rp 70 miliar atau 12,09% dari dana bersih.

Selanjutnya, untuk pembelian tambahan tanah PRIM mengalokasikan Rp 100 miliar (17,27%). Kemudian untuk pembangunan gedung parkir dedicated dan ekspansi bangunan di RSU Royal Prima Medan sebanyak Rp 120 miliar (20,72%). Lalu untuk biaya operasional dan modal kerja dianggarkan sebesar Rp 19,18 miliar (3.31%).

Saat ini, PRIM pun menjalankan aksi korporasi dengan melakukan pembelian kembali saham (buyback). PRIM mengalokasikan dana maksimal hingga Rp 10 miliar untuk buyback.

Manajemen PRIM melakukan buyback di harga yang dianggap baik dan wajar dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.

"PRIM mengadakan buyback saham yang beredar di market. Tujuannya, kami melihat prospek bisnis yang sangat bagus ke depannya," pungkas Mok Siu Pen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari