Punya landbank 300 hektare, begini rencana pengembangan PP Properti (PPRO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) cukup agresif dalam menggarap dan memasarkan proyek properti. PPRO pun menyiapkan strategi untuk mengoptimalkan cadangan lahan (landbank) yang dimiliki. Proyek yang digarap PPRO tersebar di sejumlah daerah, termasuk di kawasan strategis nasional.

Direktur Utama PPRO I Gede Upeksa Negara menyampaikan, saat ini PP Properti memiliki landbank dengan total luas sekitar 300 hektare (ha). Lokasi landbank PPRO berada di kota-kota besar seperti Bekasi, Depok, Surabaya, Kertajati, Semarang, Yogyakarta, Malang, Balikpapan, Pekanbaru, dan Mataram.

Menurut Gede, PPRO mempunyai sejumlah pertimbangan dalam membangun proyek properti di landbank yang dimiliki. Adapun rencana pengembangan untuk tahun ini dan ke depannya disesuaikan dengan permintaan pasar, kondisi perekonomian nasional dan positioning dari masing-masing landbank.


"Sebagai contoh, kami telah melakukan launching produk landed house di Cibubur yang mengalami peningkatan tren positif saat pandemi. Pada akhir Oktober ini, kami akan pre-launching Prime Park Hotel & Convention Lombok menyambut world superbike dan MotoGP serta mendukung program pemerintah destinasi super prioritas," jelas Gede saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/10).

Baca Juga: PP Properti (PPRO) sispkan sejumlah strategi menuai pertumbuhan bisnis tahun ini

Dalam perencanaan ke depan, PPRO akan lebih mengakselerasi hunian rumah tapak dengan beberapa model produk yang akan disesuaikan dengan pangsa pasar dan perubahan gaya hidup masyarakat. Di sisi lain, Gede bilang bahwa PPRO tetap memelihara pasar apartemen yang sudah dikembangkan dibeberapa lokasi landbank.

"Kawasan industri dan destinasi super prioritas yang didukung penuh oleh Pemerintah membuat kami tidak akan melewatkan kesempatan tersebut untuk berpartisipasi untuk memberikan kebutuhan hunian ataupun hotel," kata Gede.

Mengenai ekspansi, untuk saat ini PPRO belum agresif dalam menambah landbank. Namun, Gede menekankan pihaknya tetap membuka peluang untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan lokasi-lokasi baru.

"Saat ini kami berfokus untuk mengembangkan Landbank yang tersedia, tapi tidak menutup kemungkinan apabila ada kesempatan untuk bersinergi maupun kerjasama yang sangat potensial dalam mengembangkan lahan baru," imbuh Gede.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Gede menjelaskan bahwa PPRO mengubah strategi pembangunan dari yang semula dilakukan secara individual (private) kini menjadi government support. Artinya, pengembangan bisnis PPRO diarahkan untuk mendukung kebutuhan properti di proyek-proyek strategis nasional.

Proyek strategis yang dimaksud adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Lalu ada pembangunan hotel di kawasan pariwisata terpatu prioritas di Lombok, yang akan ramai dengan Sirkuit Mandalika dengan perhelatan MotoGP dan balapan internasional lainnya.

Bahkan, Direktur Business Development & Human Capital Management PPRO Fajar Saiful Bahri menyampaikan, PPRO juga siap untuk menggarap proyek properti di sekitar daerah Ibu Kota Negara yang baru. "Kami sudah siap menyambut proses pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan," ujar Fajar.

Sebagai informasi, hingga kuartal III-2021 PPRO mengantongi pra-penjualan alias marketing sales sebesar Rp 539 miliar.  Jika berkaca pada realisasi di kuartal ketiga, maka PPRO cukup optimistis untuk meraih marketing sales senilai Rp 1,05 triliun sampai tutup tahun 2021.

Selanjutnya: Marketing sales PP Properti (PPRO) turun tipis hingga kuartal III 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat