KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) masih tertahan akibat peningkatan utang dan beban bunga pada semester I-2023. Namun bisnis vertikal ERAA dinilai dapat menjadi mesin penghasil cuan yang baru. Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2023, ERAA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 28,89 triliun. Nilai tersebut meningkat 23,49% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 23,39 triliun. Namun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ERAA tercatat turun 9,26% secara tahunan dari Rp 507,51 miliar menjadi Rp 458,66 miliar pada semester I-2023.
Baca Juga: Erajaya (ERAA) Terbitkan Obligasi S$ 50 Juta Untuk Ekspansi di Singapura & Malaysia Analyst UOB Kay Hian Sekuritas Paula Ruth mencermati capaian laba bersih ERAA dipengaruhi oleh lonjakan beban bunga yang harus ditanggung oleh emiten peritel elektronik dan gawai ini. Jika ditelusuri, beban bunga ERAA per 30 Juni 2023 mencapai Rp 265,78 miliar. Nilai tersebut melonjak 132,17% YoY dari Rp 114,47 miliar per 30 Juni 2022. Sejalan dengan itu, jumlah liabilitas Erajaya juga tercatat meningkat 36,64% dari Rp 9,85 triliun di 31 Desember 2022 menjadi Rp 13,46 triliun per 30 Juni 2023.
"Peningkatan utang mungkin disebabkan oleh modal kerja, misalnya persediaan untuk toko baru dan optimisme pada permintaan yang lebih kuat pasca pandemi," jelas Paula dalam riset tertanggal 25 Agustus 2023.
Baca Juga: Pada Semester II, Erajaya (ERAA) Optimistis Bisa Catatkan Kinerja Positif Namun bisnis vertikal yang dibangun ERAA dinilai dapat meningkatkan margin laba bersih Erajaya dalam jangka panjang. ERAA tiga bisnis vertikal, yaitu gaya gaya hidup, kecantikan & kebugaran dan makanan & gizi.
Editor: Noverius Laoli