Punya nakhoda baru, ini fokus bisnis Bank Mandiri selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengganti puncuk pimpinan, PT Bank Mandiri Tbk tetap akan melanjutkan rencana bisnis sesuai dengan peta strategi perusahaan yang telah disusun untuk periode 2020-2024. 

Seperti diketahui, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan perbankan pelat merah ini pada Rabu (21/10), terjadi sejumlah pergantian dalam jajaran direksi Bank Mandiri. Di mana, Darmawan Junaidi diangkat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri.

Di bawah nakhoda Darmawan, Bank Mandiri bakal melanjutkan seluruh strategi yang telah ditetapkan untuk tahun ini. "Kami melihat saat ini Bank Mandiri sudah berada di kuartal IV-2020, dan tentu tidak banyak berubah untuk tahun ini," kata dia dalam Video Virutal, Rabu (21/10). 


Dia menegaskan, sesuai dengan bisnis utama perusahaan saat ini pihaknya akan tetap mendorong Bank Mandiri sebagai bank korporasi (wholesale) dengan fokus ke segmen korporasi serta komersial. 

Baca Juga: Rombak pengurus, ini nama-nama baru di jajaran direksi Bank Mandiri

Namun, segmen lain terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga tetap akan didorong sebagai pilar kedua rencana bisnis perusahaan. "Akan ada fokus-fokus tertentu yang bisa kita dorong. Apakah kebutuhan pasar domestik atau memang ada potensi lain," jelasnya. 

Sementara dari sisi permodalan, untuk saat ini menurut Darmawan Bank Mandiri masih punya rasio kecukupan modal atawa Capital Adequacy Ratio (CAR) yang cukup kuat di kisaran 18%-19%. 

Walhasil, Bank Mandiri pun belum punya rencana untuk melakukan penambahan modal secara anorganik. Dia juga menyebut kalau seluruh aksi korporasi di sisa tahun ini untuk sementara bakal ditunda. 

Sedangkan di masa pandemi, menurut Darmawan, Bank Mandiri tengah berupaya untuk terus melakukan penjagaan kredit bermasalah lewat implementasi program restrukturisasi terkait Covid-19 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11 tahun 2020. 

Tapi di luar itu, perbankan pelat merah ini akan didorong untuk lebih efisien sekaligus memperkuat layanan perbankan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah. 

Baca Juga: Tak lagi jadi direktur di Bank Mandiri, ini tugas Hery Gunardi di BUMN sekarang

Adapun, dari sisi likuiditas bank berlogo pita emas ini dinilai masih sangat aman dengan rasio Loan to Funding Ratio (LFR) ada di level terendah sepanjang sejarah Bank Mandiri yaitu di kisaran 83%. 

"Mandiri punya kajian tersendiri untuk bisnis dan program dalam menghadapi masa pandemi ini. Kita siapkan likuiditas lebih dari biasanya," pungkas Darmawan. 

Selanjutnya: Menanti merger tiga bank syariah pelat merah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari