KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ruang perkantoran bersama alias co-working space semakin bersinar di Indonesia. Ini terbukti dari ekspansi yang cukup masif dilakukan perusahaan pengelola bisnis tersebut beberapa tahun belakangan. Tak hanya itu, perusahaan properti atau pemilik gedung perkantoran juga mulai melirik cuan dari bisnis ruang kantor bersama tersebut. Sebagian lantai dari perkantoran existing yang sudah beroperasi mulai disulap menjadi co-working space. Begitu juga dengan proyek gedung kantor yang sedang dalam proses konstruksi, sebagian lantai sudah dialokasikan untuk mencari peluang di bisnis tersebut. Terbaru datang dari Raam Punjabi. Presiden Direktur PT Tripar Multivision Plus ini membawa perusahaan yang dipimpin melakukan ekspansi bisnis ruang kantor bersama dengan mendirikan unit usaha Greenhouse. Green house telah mengoperasikan co-working space pertamanya di Multivision Tower yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan yaitu gedung perkantoran yang dimiliki Tripar Multivision dan selama ini dipakai sendiri oleh perusahaan. Dua lantai dari perkantoran tersebut seluas 1.800 meter persegi (m2) disulap menjadi ruang kantor bersama dengan konsep green. Raam Punjabi memutuskan untuk masuk ke bisnis co-working space karena menurutnya ruang kantor bersama itu adalah fasilitas yang bisa menghasilkan entrepreneur baru. Sementara dirinya melihat entrepreneurship di Indonesia masih sangat kurang sehingga lewat ruang kantor diharapkan para anak muda yang memiliki ide bisa saling berinteraksi dan pada akhirnya bisa berkolaborasi menghasilkan sebuah bisnis baru. "Saya melihat ini co-working space ini adalah future karena Indonesia masih kurang entrepreneur dibanding negara lain. Dengan bergabung di sini maka akan muncul gairah dari anak-anak muda menjadi entrepreneur. Dengan fasilitas yang kita sediakan, yang muda-muda bisa bertemu dengan perusahaan dari luar negeri yang ada di sini dan mereka akan semakin percaya diri untuk jadi pengusaha, " kata Raam di Jakarta, Jumat (26/1). Selain ingin turut mendorong entrepreneur, alasan Raam masuk bisnis tersebut karena memang prospek akan semakin bagus ke depan. Sementara di Indonesia jumlah co-working space juga belum terlalu banyak, tidak sebanding dengan yang ada di China yang jumlahnya sudah mencapai 900. Greenhouse terdiri dari 208 unit ruangan yang bisa disewakan harian sampai satu tahun. Meskipun baru dioperasikan pada 1 Januari 2018, Raam bilang, sudah 50% dari ruangan tersewakan dengan rata-rata masa sewa enam bulan. "Penyewanya ada Amazon, Google, dan high profile company lainnya. Dengan tersewanya 50% ruang yang kita sediakan, itu bukti bahwa keinginan anak muda menjadi wirausaha cukup tinggi, "katanya. Adapun investasi yang digelontorkan untuk mengembangkan Greenhouse Multivision Tower di bawah US$ 5 juta. Menurut Raam, investasi tersebut akan menjadi investasi yang menguntungkan. Hanya saja, dia tidak menyebutkan target pendapatan yang dibidik dari bisnis co-working space ke depan. Ke depan, Greenhouse masih akan terus melakukan ekspansi ruang kerja bersama. Raam mengatakan, tahun depan pihaknya berencana menambah dua co-working space lagi di Jakarta. "Perusahaan-perusahaan start up akan lebih memilih berkantor di co-working space. Jadi investasi kami tidak akan berhenti di sini, "ujarnya. Sementara pengembang lain yang juga sudah lebih dulu masuk bisnis Co-working adalah PT Intiland Development Tbk (DILD) di mana saat ini sudah memiliki dan mengoperasikan tiga co-working. Pertama, SUB Co yang berlokasi di kawasan Tierra, Darmo Harapan, Surabaya Barat beroperasi mulai Desember 2015.
Punya potensi besar, pemain bisnis coworking space makin bejibun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek ruang perkantoran bersama alias co-working space semakin bersinar di Indonesia. Ini terbukti dari ekspansi yang cukup masif dilakukan perusahaan pengelola bisnis tersebut beberapa tahun belakangan. Tak hanya itu, perusahaan properti atau pemilik gedung perkantoran juga mulai melirik cuan dari bisnis ruang kantor bersama tersebut. Sebagian lantai dari perkantoran existing yang sudah beroperasi mulai disulap menjadi co-working space. Begitu juga dengan proyek gedung kantor yang sedang dalam proses konstruksi, sebagian lantai sudah dialokasikan untuk mencari peluang di bisnis tersebut. Terbaru datang dari Raam Punjabi. Presiden Direktur PT Tripar Multivision Plus ini membawa perusahaan yang dipimpin melakukan ekspansi bisnis ruang kantor bersama dengan mendirikan unit usaha Greenhouse. Green house telah mengoperasikan co-working space pertamanya di Multivision Tower yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan yaitu gedung perkantoran yang dimiliki Tripar Multivision dan selama ini dipakai sendiri oleh perusahaan. Dua lantai dari perkantoran tersebut seluas 1.800 meter persegi (m2) disulap menjadi ruang kantor bersama dengan konsep green. Raam Punjabi memutuskan untuk masuk ke bisnis co-working space karena menurutnya ruang kantor bersama itu adalah fasilitas yang bisa menghasilkan entrepreneur baru. Sementara dirinya melihat entrepreneurship di Indonesia masih sangat kurang sehingga lewat ruang kantor diharapkan para anak muda yang memiliki ide bisa saling berinteraksi dan pada akhirnya bisa berkolaborasi menghasilkan sebuah bisnis baru. "Saya melihat ini co-working space ini adalah future karena Indonesia masih kurang entrepreneur dibanding negara lain. Dengan bergabung di sini maka akan muncul gairah dari anak-anak muda menjadi entrepreneur. Dengan fasilitas yang kita sediakan, yang muda-muda bisa bertemu dengan perusahaan dari luar negeri yang ada di sini dan mereka akan semakin percaya diri untuk jadi pengusaha, " kata Raam di Jakarta, Jumat (26/1). Selain ingin turut mendorong entrepreneur, alasan Raam masuk bisnis tersebut karena memang prospek akan semakin bagus ke depan. Sementara di Indonesia jumlah co-working space juga belum terlalu banyak, tidak sebanding dengan yang ada di China yang jumlahnya sudah mencapai 900. Greenhouse terdiri dari 208 unit ruangan yang bisa disewakan harian sampai satu tahun. Meskipun baru dioperasikan pada 1 Januari 2018, Raam bilang, sudah 50% dari ruangan tersewakan dengan rata-rata masa sewa enam bulan. "Penyewanya ada Amazon, Google, dan high profile company lainnya. Dengan tersewanya 50% ruang yang kita sediakan, itu bukti bahwa keinginan anak muda menjadi wirausaha cukup tinggi, "katanya. Adapun investasi yang digelontorkan untuk mengembangkan Greenhouse Multivision Tower di bawah US$ 5 juta. Menurut Raam, investasi tersebut akan menjadi investasi yang menguntungkan. Hanya saja, dia tidak menyebutkan target pendapatan yang dibidik dari bisnis co-working space ke depan. Ke depan, Greenhouse masih akan terus melakukan ekspansi ruang kerja bersama. Raam mengatakan, tahun depan pihaknya berencana menambah dua co-working space lagi di Jakarta. "Perusahaan-perusahaan start up akan lebih memilih berkantor di co-working space. Jadi investasi kami tidak akan berhenti di sini, "ujarnya. Sementara pengembang lain yang juga sudah lebih dulu masuk bisnis Co-working adalah PT Intiland Development Tbk (DILD) di mana saat ini sudah memiliki dan mengoperasikan tiga co-working. Pertama, SUB Co yang berlokasi di kawasan Tierra, Darmo Harapan, Surabaya Barat beroperasi mulai Desember 2015.