Punya potesi besar, BI dorong pengembangan pariwisata halal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai fokus mengembangkan pariwisata halal di Indonesia. Selain, mayoritas masyarakat muslim, tahun lalu 140 juta turis muslim telah menyumbang hingga US$ 35 miliar.

Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia menyebutkan bahwa sebagai negara dengan mayoritas pemeluk Agama Islam, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan wisata halal dengan pesat. "Tahun 2020 akan tumbuh turis muslim di dunia mencapai 158 juta," tuturnya di Jakarta, Jumat (15/11).

Dengan besarnya pasar tersebut ia menyebutkan BI akan terus mengembangkan industri halal dengan membina kerjasama secara nasional maupun internasional untuk membangun sektor halal berkembang hingga taraf global. 


Baca Juga: BI melihat pertumbuhan ekonomi berpeluang lampaui 6% pada lima tahun ke depan, tapi..

Menurutnya, pemerintah secara konsisten memulai berbagai inisiatif untuk memastikan pengembangan pariwisata halal.

"Ini karena kami menyadari potensi besar dari pariwisata halal, tidak hanya terbatas pasar Indonesia, tetapi dalam konteks meningkatnya permintaan global," tuturnya.

Dody bilang, Bank Indonesia juga telah bekerjasama dengan National Islamic Finance Committee (KNKS) dan pemangku kepentingan lain telah menyusun strategi untuk mengembangkan industri ini.  Menurutnya, strategi tersebut untuk memperkuat sektor ekonomi Islam, meningkatkan efisiensi pasar keuangan Islam dan menekankan penelitian dan pendidikan untuk mendukung dua strategi pertama.

Sementara, di tingkat nasional kerangka kerja strategis industri halal dikoordinasikan langsung oleh Presiden Indonesia sebagai kepala KNKS dan berharap akan menyelaraskan dan mensinergikan semua kebijakan, peraturan dan kegiatan di antara anggota KNKS.

Adapun sepanjang tahun lalu sudah ada 140 juta turis muslim yang telah menyumbang hingga  US$ 35 miliar. Karenanya, situasi tersebut harus dimanfaatkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata halal.

Baca Juga: Potensi industri halal di dunia diproyeksi tembus US$ 3,1 triliun di tahun 2022

Riyanto Sofyan, Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menambahkan sektor pariwisata juga satu-satunya yang tidak terdampak dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Jadi diharapkan industri wisata halal harus terus dikembangkan agar Indonesia tidak terus tergantung dengan perdagangan.

"Indonesia masih tergantung dengan trading, kalau wisata tidak tergantung dengan perang dagang, mau gimana saja orang mau tetap traveling," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi