Punya Pricing Power Hadapi Kenaikan Harga Komoditas, Begini Rekomendasi Saham ICBP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sukses membukukan kinerja yang solid sepanjang kuartal I-2022. Tercatat, ICBP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 17,19 triliun atau naik 14% secara year on year (yoy). Dari sisi bottom line, emiten consumer ini juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp 1,94 triliun. 

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Goutama mengungkapkan, kinerja ICBP pada kuartal I-2022 tersebut cenderung berada sedikit di atas ekspektasi pihaknya. Menurutnya, pertumbuhan pada penjualan seluruh divisi telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan top line maupun bottom line ICBP.

Tercatat, bisnis utama ICBP, yakni mi instan membukukan penjualan senilai Rp 11.9 triliun atau naik 12,6% secara yoy. Sementara pada bisnis dairy dan makanan ringan, masing-masing mengalami pertumbuhan 18% dan 14,4%. Lalu juga terjadi pertumbuhan signifikan pada food seasoning dan nutrition & special food yang masing-masing tumbuh sebesar 37% & 30%. 


“Kami melihat pembukaan ekonomi menjadi katalis positif bagi kinerja ICBP secara umum pada kuartal I-2022,” kata Willy.

Baca Juga: Kinerja pada Kuartal I Naik, Begini Rekomendasi Saham ICBP dari Analis

Willy meyakini, pemulihan daya beli serta penurunan tingkat pengangguran ke depan akan menjadi dua faktor utama yang akan memberikan implikasi positif terhadap kinerja ICBP ke depan. Terlebih, jika harga komoditas seperti gandum, gula, dan CPO bisa mulai moderate sehingga bisa semakin mendorong kinerja IBCP. 

Menurutnya, kebijakan India yang melarang ekspor gandum patut diwaspadai. Meskipun ICBP tidak mengimpor gandum dari India, tapi kebijakan tersebut dinilai bisa membuat harga gandum tetap tinggi. Hal ini cukup berdampak pada ICBP mengingat berdasarkan hitungan Willy, 71% dari  keseluruhan penjualan ICBP pada tahun ini berkaitan dengan gandum. 

Namun, dia meyakini, ICBP yang sudah punya branding kuat memiliki bemper yang lebih baik untuk menghadapi kenaikan harga komoditas. Pasalnya, ICBP bisa meningkatkan ASP untuk mengurangi tekanan dari biaya produksi, tapi tanpa harus khawatir kehilangan konsumen.

Berdasarkan observasinya, volume penjualan mi instan ICBP masih tetap bisa tumbuh pada periode 2013 & 2014, padahal pada periode tersebut ASP naik 9% & 16%. Hal ini seiring dengan produk mi instan ICBP yang dipandang sebagai salah satu kebutuhan pokok, serta menjadi market leader.  

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bank-Bank Besar Ini Usai Harganya Melorot

“ICBP merupakan market leader untuk segmen mi instan yang kontribusi penjualannya 70% terhadap pendapatan. ICBP juga punya pricing power yang baik untuk mengatasi tekanan dari kenaikan harga komoditas,” imbuhnya.

Saat ini, Willy memberikan rating beli untuk saham ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi