KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi yang belum mereda turut menghambat proses pemulihan ekonomi. Kondisi ini ikut mempengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan terhadap daging ayam. Sebagai langkah menyeimbangkan pasar, pemerintah akhirnya mengambil kebijakan pemangkasan populasi anak ayam usia sehari (DOC). Pasalnya, diproyeksikan akan ada
oversupply DOC final stock (FS) sebanyak 79 juta. Pemangkasan tersebut diharapkan bisa mengurangi kelebihan pasokan menjadi 22 juta. Dengan jumlah tersebut, diharapkan kelebihan pasokan hanya akan di atas 10% dari permintaan masyarakat.
"Menurut kami, kebijakan ini sudah sesuai dengan ekspektasi Mirae. Kami memperkirakan kebijakan pemangkasan ini bisa terjadi hingga akhir tahun nanti," ujar analis Mirae Asset Sekuritas Emma Fauni dalam risetnya pada 19 Februari. Lebih lanjut, pemerintah juga menargetkan pemangkasan untuk parent stock (PS) berusia 58 minggu sejak Februari hingga akhir tahun nanti. Jika dibandingkan dengan kebijakan serupa pada tahun lalu, Emma menilai kali ini terlihat pemerintah berusaha mengurangi produksi ayam lebih agresif.
Baca Juga: Harga saham Widodo Makmur Unggas (WMUU) naik 15,56% pada perdagangan perdana Artinya, permintaan masih akan lemah pada tahun ini. Kecuali, penanganan pandemi bisa terus membaik dan program vaksinasi bisa lebih baik dari harapan. "Kami meyakini hal itu sepertinya sulit terjadi. Oleh karena itu, kebijakan tersebut sebaiknya diiringi dengan kebijakan lain yang bisa menekan kondisi
oversupply yang mungkin terjadi hingga akhir tahun nanti," terangnya. Emma menyebut, setidaknya terdapat beberapa alasan untuk meyakini bahwa pemerintah lebih memerhatikan sektor unggas.
Pertama, pemerintah menerapkan hukuman kepada integrator yang tidak menjalankan program pemangkasan sesuai jumlah yang ditargetkan.
Kedua, pemerintah juga lebih jelas dalam memberikan petunjuk dengan menyajikan proyeksi
supply dan
demand untuk sepanjang tahun ini. Berbeda dengan sebelumnya, yang cenderung minim detail. "Kami melihat, pemerintah berusaha memberikan jaring pengaman bagi peternak kecil dari kerugian besar layaknya pada masa awal pandemi," imbuh Emma. Oleh karena itu, pada akhirnya pemerintah menggunakan strategi untuk menjaga harga broiler dan DOC pada level yang ideal, sembari menjaga stabilitas pergerakan harga untuk memastikan minat peternak dan pembeli terjaga.
Emma masih memberikan rekomendasi
overweight untuk sektor unggas. Ia juga meyakini, hasil pendapatan pada kuartal IV-2020 akan cukup baik tercermin dari harga broiler dan DOC yang mengalami perbaikan. Hal ini pada akhirnya akan berpotensi menjadi katalis positif untuk harga saham sektor poultry. Emma menjadikan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sebagai
top pick karena memiliki outlook pendapatan yang lebih atraktif seiring tambahan pendapatan dari perusahaan yang baru saja diakuisisi, yakni PT So Good Food. Mirae merekomendasikan beli saham JPFA dengan target harga Rp 2.200 per saham. Sementara untuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) masing-masing direkomendasikan beli dengan target harga Rp 7.300 dan Rp 930 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi