KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit dan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI) punya prospek pertumbuhan yang baik pada 2023. Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengatakan, ekonomi Indonesia diperkirakan masih tahan banting di tengah potensi perlambatan ekonomi global. Agus memprediksi, kredit BBNI pada tahun 2023 dapat tumbuh sekitar 9%-9,5% secara tahunan. Kemudian,
net interest income diperkirakan naik 7,5%-8% dan laba bersih meningkat sekitar 20%. "Pasalnya, BBNI memiliki fleksibilitas untuk menurunkan
loan loss provision," kata Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/12).
Baca Juga: Peta Big Caps Terbaru: Gojek Tokopedia (GOTO) Keluar, Bayan (BYAN) Masuk 10 Besar Bernada serupa, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menyampaikan, penyaluran kredit BBNI dapat tumbuh
high single digit meski dibayangi potensi resesi ekonomi. Hal ini didukung oleh perusahaan yang akan tetap melakukan ekspansi. Alhasil, kredit sindikasi dan korporasi akan menjadi penopang pertumbuhan kredit perbankan pada tahun depan. "Laba per saham pada tahun 2023 dapat meningkat lebih dari 25%, sementara
top line berpotensi tumbuh di atas 20%," ucap Yaki. Berdasarkan riset tanggal 14 Desember 2022, CEO Astronacci International Gema Goeyardi menyampaikan, strategi pertumbuhan BBNI akan tetap fokus pada segmen dengan kualitas kredit yang baik. Sebut saja kredit korporasi di sektor terkemuka beserta
supply chain-nya, kredit
payroll di segmen konsumen, dan kredit usaha di segmen kecil. Dengan strategi konservatif ini,
net interest margin (NIM) BNI diprediksi akan berada di tingkat moderat. Namun, hal ini akan dikompensasi dengan biaya kredit yang rendah dan pendapatan yang optimal dari transaksi pelanggan.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Turun pada Perdagangan Senin (26/12) Per September 2022, BBNI membukukan peningkatan laba bersih 76,8% yoy menjadi Rp 13,7 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 9,1% yoy menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen risiko rendah, debitur
top tier di setiap sektor industri yang prospektif, maupun juara regional di setiap daerah. "Paparan tinggi pada kredit berkualitas ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan kredit berkualitas dalam jangka panjang," ungkap Gema.
Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BBNI mengandalkan pendanaan terutama dari tabungan dan giro. Rasio BBNI CASA mencapai 70,9% dari total dana pihak ketiga. Angka tersebut merupakan pencapaian tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Agus merekomendasikan
hold BBNI dengan target harga Rp 9.300 per saham. Sementara Yaki dan Gema merekomendasikan
buy BBNI dengan target harga masing-masing Rp 11.000 dan Rp 10.500 per saham. Pada perdagangan Jumat (23/12), harga BBNI merosot 1,06% ke level Rp 9.325 per saham. Sementara sejak awal tahun, harga BBNI sudah melesat 38,15%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati