Punya Prospek Positif, Simak Rekomendasi Saham Sektor Teknologi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten di sektor teknologi secara umum belum menggembirakan, sebab sebagiannya belum membukukan laba bersih. Namun, analis melihat prospek emiten sektor teknologi akan semakin baik ke depannya.

Dalam riset tanggal 18 Agustus 2023, Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo mengatakan, pasar e-commerce Indonesia mempunyai ruang pertumbuhan yang besar. RedSeer memprediksi, penetrasi pasar e-commerce ke konsumsi pribadi bakal tumbuh 13,5% pada 2023 dan 15% pada 2025, lebih rendah dari penetrasi pasar e-commerce China tahun 2021 yang sebesar 28%.

Merujuk World Bank, kelas menengah Indonesia mencakup sekitar 20% dari total populasi atau sekitar 50 juta orang pada 2022. Jumlah kelas menengah Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh hingga mencapai 135 juga orang pada tahun 2023.


Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia dapat mencapai US$ 5.000 dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini menjadi tonggak penting seiring dengan meningkatnya belanja konsumen, serupa dengan yang terjadi di China 10-15 tahun yang lalu.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Melemah, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Senin (25/9)

Henry meyakini, kondisi makroekonomi Indonesia yang positif dan potensi penambahan kelas menengah akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. "Konsumen Indonesia kemungkinan akan berbelanja lebih banyak di e-commerce, layanan on-demand seperti ride hailing dan food delivery, serta pada produk serta layanan keuangan digital," ucap Henry. 

Para emiten di sektor ini juga tengah meningkatkan fokus pada monetisasi dan percepatan jalur menuju profitabilitas. Henry melihat hal ini meningkatkan lanskap kompetitif seiring era subsidi dan promosi agresif yang kini sudah tidak ada lagi.

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menyampaikan, untuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), kinerja di kuartal IV-2023 akan menjadi katalis utama pergerakan sahamnya. Pasalnya, kedua perusahaan telah menargetkan EBITDA yang disesuaikan bisa positif di triwulan terakhir di tahun ini.

Kemudian, menurut perhitungannya, BUKA dapat membukukan laba bersih inti positif di tahun 2024 dengan mengesampingkan keuntungan ataupun kerugian investasinya di PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Meskipun begitu, laba bersih inti BUKA tersebut akan lebih banyak dikontribusi oleh interest income BUKA. 

Sementara GOTO mempunyai peluang untuk membukukan arus kas operasional positif pada akhir tahun 2024. "Hal ini tergantung dari seberapa efektif monetisasi bisnis GOTO, efisiensi biaya serta perkembangan kompetisi industri ke depannya," tutur Paulus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/9). 

Editor: Handoyo .