KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kinerja yang cukup baik sepanjang tahun 2020. Salah satunya adalah melalui penjualan petroleum, di mana AKRA berhasil mendistribusikan 2,32 juta kiloliter (kL) petroleum pada tahun lalu atau naik 10% secara year on year (yoy). Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya mengatakan, perolehan tersebut sudah sejalan dengan proyeksinya karena telah memenuhi 98% dari perkiraan pihaknya. “Sektor logam dan tambang masih akan menjadi sektor utama yang mendorong kinerja AKRA dengan kontribusi lebih dari 50%. Kami melihat tren ini masih akan berlanjut pada tahun ini seiring dengan harga logam dan batubara yang masih terus naik,” kata Edward dalam risetnya pada 11 Januari 2021.
AKRA Chart by TradingView Edward pun memproyeksikan pada tahun lalu AKRA akan berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 18,11 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 879 miliar. Sementara untuk tahun ini, perusahaan tersebut berpotensi membukukan pendapatan sebesar Rp 21,73 triliun dengan laba bersih Rp 992 miliar. Salah satu katalis yang akan mendorong kinerja AKRA akan datang dari biodiesel. Edward bilang, Kementerian ESDM juga telah mengumumkan alokasi untuk biodiesel pada tahun ini sebesar 9,2 juta kL atau naik 8% yoy. Dalam dua tahun terakhir, AKRA berhasil menyumbang sekitar 7%-8% dari alokasi tersebut. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, dia pun memperkirakan pertumbuhan volume petroleum milik AKRA pada tahun ini akan sebesar 8%. Kimia dasar milik perusahaan juga bisa tumbuh sekitar 5% seiring dengan adanya potensi pertumbuhan volume setelah adanya perjanjian joint venture dari Petronas Chemical Group (PCG). Dengan pertimbangan memiliki pertumbuhan yang stabil pada core business-nya dan ada potensi upside dari perkembangan JIIPE, Edward pun merekomendasikan beli AKRA dengan target harga Rp 3.900 per saham Sementara Chris merekomendasikan bisa untuk buy on weakness AKRA ketika berada di area Rp 3.170. Sementara untuk target harga setahun ke depan berada di Rp 3.850 per saham. Editor: Anna Suci Perwitasari