KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga tahun terakhir, berarti sejak semester II-2016 terhitung ada 115 emiten yang telah melantai di bursa. Analis melihat emiten-emiten baru ini cocok bagi investor dengan profil cenderung pengambil risiko (risk taker). Maklum, pergerakan saham emiten-emiten baru tersebut ada yang meningkat tajam hingga 45 kali lipat dari harga initial public offering (IPO). Sebut saja PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Harga perdana IPO emiten yang bergerak di sektor pelayanan jasa logistik ini sebesar Rp 138. TCPI tercatat melantai di bursa pada Juli 2018. Per hari ini, Senin (8/7) harga saham TCPI tercatat di level Rp 6.425. Sedangkan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) naik 44% sejak harga IPO ke level Rp 248 per hari ini (dengan memperhitungkan aksi stock split 1:10 menjadi Rp 175). Melihat pergerakan tersebut, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto menilai emiten yang masih terhitung baru lebih cocok bagi profil investor yang cenderung pengambil risiko. Sebab secara teori saham yang baru IPO memiliki risiko yang lebih tinggi, salah satunya risiko likuiditas.
Punya risiko lebih tinggi, emiten berusia muda cocok untuk investor risk taker
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga tahun terakhir, berarti sejak semester II-2016 terhitung ada 115 emiten yang telah melantai di bursa. Analis melihat emiten-emiten baru ini cocok bagi investor dengan profil cenderung pengambil risiko (risk taker). Maklum, pergerakan saham emiten-emiten baru tersebut ada yang meningkat tajam hingga 45 kali lipat dari harga initial public offering (IPO). Sebut saja PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Harga perdana IPO emiten yang bergerak di sektor pelayanan jasa logistik ini sebesar Rp 138. TCPI tercatat melantai di bursa pada Juli 2018. Per hari ini, Senin (8/7) harga saham TCPI tercatat di level Rp 6.425. Sedangkan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) naik 44% sejak harga IPO ke level Rp 248 per hari ini (dengan memperhitungkan aksi stock split 1:10 menjadi Rp 175). Melihat pergerakan tersebut, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto menilai emiten yang masih terhitung baru lebih cocok bagi profil investor yang cenderung pengambil risiko. Sebab secara teori saham yang baru IPO memiliki risiko yang lebih tinggi, salah satunya risiko likuiditas.