PUPR Lanjutkan Rencana Pembangunan Tanggul Laut Usai Pelantikan Prabowo



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan rencana proyek tanggul laut (sea dikes) yang dibangun di Bekasi-Tangerang masih menunggu kabinet berikutnya.

Sekretaris Jenderal PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengatakan, pihaknya bakal kembali membahas lebih lanjut mengenai pembangunan tanggul laut ini, selepas pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Kita belum ya, nanti mungkin setelah sudah ada pelantikan (presiden terpilih Prabowo) kita duduk lagi,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Selasa (1/10).


Berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian PUPR dalam membangun tanggul laut tersebut, bakal menelan biaya hingga Rp 90 triliun. Adapun studi tersebut telah dilakukan bersama Belanda dan Korea.

“Kami desainnya (tanggul laut Bekasi-Tangerang) sudah dengan Korea dan Belanda, dari Bekasi sampai Tangerang kira-kira Rp 90 triliun,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 10 Tahun Layanan Tol Laut, Menhub Ungkap Perkembangannya

Terbaru, Kementerian PUPR tengah menjajaki peluang kerja sama pembangunan pemecah gelombang (breakwaters) dan tanggul laut (sea dikes) dengan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI).

Basuki mengungkapkan, hasil pertemuan tersebut bakal ditinjaklanjuti dengan kunjungan tim NHRI ke Indonesia dalam waktu dekat. NHRI akan mengkaji desain dasar yang disusun oleh tim ahli Korea Selatan, Belanda dan PUPR.

“Hal ini merupakan transfer of knowledge dari Tiongkok ke Indonesia. Adapun rencana pembiayaan akan menggunakan skema loan,” terang Basuki.

Sementara itu, Perekayasa Ahli Utama Kementerian PUPR, Arie Setiadi mengatakan, Pantai Utara Jawa menghadapi ancaman tenggelamnya area pesisir dengan laju penurunan tanah 15-16 cm per tahun dan masalah tanah lunak yang signifikan.

Arie bilang, saat ini echosounding dilakukan untuk mengumpulkan data bathimetri dan investigasi tanah dalam perancangan sea dikes sepanjang 22 km dari Bekasi ke Tangerang.

Menurutnya, proyek ini dirancang secara terintegrasi dengan tanggul laut yang berfungsi ganda sebagai jalan raya untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, dan sebagai bendungan estuari untuk menjadi tampungan air tawar.

“Namun demikian, perlu perbaikan sanitasi masyarakat terlebih dahulu, karena ada 13 sungai yang bermuara di area tersebut, agar tanggul tidak menjadi septic tank,” ungkap Arie.

Baca Juga: Gandeng China, PUPR Berencana Bangun Tanggul Laut Sepanjang 22 Km Bekasi-Tangerang

Selanjutnya: Apa yang Terjadi Jika Berhenti Berhubungan Intim dalam Waktu Lama?

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Jika Berhenti Berhubungan Intim dalam Waktu Lama?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati