PUPR targetkan dua bulan untuk perbaikan Jembatan Babat-Widang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menindaklanjuti ambruknya Jembatan Babat-Widang atau yang juga dikenal dengan nama Jembatan Cincin Lama yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan pada Selasa (17/4). Direktorat Jenderal Bina Marga mengirimkan mengirimkan tim dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII, Ditjen Bina Marga untuk menganalisa secara cepat penyebab runtuhnya jembatan.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pemerintah turut berduka cita atas korban jiwa pada kejadian tersebut. Selanjutnya ia menjelaskan, berdasarkan data dan laporan awal, ambruknya jembatan disebabkan truk yang melintas bermuatan berlebih (overloading).

“Diperkirakan beban truk yang melintas mencapai 120 ton, sementara jalan dan jembatan nasional didesain untuk kendaraan dengan beban bermuatan 45 ton. Bila pada jalan dampaknya adalah mempercepat kerusakan jalan, namun pada jembatan, akibatnya sangat membahayakan,” kata Arie pada keterangan tertulisnya, Selasa malam (17/4).


Tim ahli independen bersama tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang PUPR juga akan diterjunkan ke lokasi pada Rabu, (18/4) untuk mengevaluasi kondisi rangka jembatan dan pilar jembatan. Diharapkan pilar jembatan tidak mengalami kerusakan, sehingga penanganannya cukup dengan mengganti rangka baja jembatan.

“Kami memiliki stok rangka baja jembatan untuk dikirim dan dipasang dalam waktu kurang dari dua bulan. Intinya sudah bisa dilalui pada mudik Lebaran Juni 2018 nanti,” jelasnya.

Ia menegaskan, seluruh jembatan yang menjadi tanggung jawab pengelolaan Kementerian PUPR, telah dilakukan pengecekan dan pemeliharaan rutin dan berkala. Truk dengan muatan berlebih mengakibatkan getaran lebih kuat sehingga baut-baut jembatan harus lebih sering dikencangkan terlebih pada jembatan jenis lama seperti Jembatan Cincin Lama yang dibangun tahun 1975.

Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Arie menyatakan akan meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kepolisian Daerah terkait dalam pengendalian truk dengan muatan berlebih. Salah satunya dengan mengefektifkan jembatan timbang sebagai langkah pencegahan muatan berlebih pada truk pengangkut barang. Menurutnya pengendalian akan lebih efektif bila dilakukan pada lokasi bongkar-muat truk seperti pada kawasan industri atau pabrik.

Asal tahu saja, pada Selasa (17/4) sekitar pukul 11.05 WIB, Jembatan Cincin Lama ambruk. Akibatnya 1 Dump Truk, 2 Truk Tronton dan 1 sepeda motor tercebur ke air dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati