Pupuk Indonesia capai rekor produksi 11,8 juta ton dengan pendapatan Rp 71,31 triliun



KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  PT Pupuk Indonesia (Persero) mempertahankan performa positifnya sepanjang tahun 2019.Ini tergambar dari pertumbuhan kinerja konsolidasi produksi, penjualan, pendapatan dan laba sepanjang periode 2019 yang melebihi target yang ditetapkan pemegang saham.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengungkapkan, Pupuk Indonesia sepanjang 2019 mencatatkan performa keuangan positif di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang sudah ditetapkan.

Baca Juga: Menteri ESDM: Harga gas mahal berdampak ke sejumlah industri

Kata dia, total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,31 triliun, dengan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,71 Triliun atau setara 103,01% dari target RKAP tahun 2019 sebesar Rp 3,60 Triliun.

Perolehan pendapatan dan laba itu lantaran ditopang oleh realisasi volume ekspor pupuk yang cukup tinggi. "Disamping itu, beban keuangan perusahaan pada 2019 tercatat lebih rendah dari rencana dikarenakan perusahaan melakukan pelunasan pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berkat berkat adanya pembayaran piutang subsidi sebesar Rp 9,7 triliun," ujar Aas, dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5).

Faktor lainnya, menurut Aas, adalah adanya peningkatan kinerja dari anak-anak perusahaan non pupuk yang berada di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, antara lain PT Rekayasa Industri, PT Pupuk Indonesia Energi, PT Mega Eltra, PT Pupuk Indonesia Logistik dan PT Pupuk Indonesia Pangan.

Adapun total aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 135,55 triliun atau 100,96 % dari target RKAP. Sementara itu, perusahaan mencatatkan penurunan total liabilitas menjadi Rp 63,80 triliun atau 97,26% dari target RKAP dan 87,55% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

Penurunan liabilitas disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman jangka panjang perusahaan dan yang berasal dari pembayaran piutang subsidi oleh Pemerintah RI dan kas internal perusahaan. Di sisi lain, total ekuitas naik Rp 5,72 triliun dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 71,75 triliun.

Baca Juga: Ini penjelasan penghematan anggaran Kementan dalam menghadapi wabah corona

“Di tahun 2019 kami juga mencatat realisasi setoran pajak kepada negara sebesar Rp7,28 triliun atau 145,44% dari tahun 2018 sebesar Rp 5,48 triliun,” ungkapnya.

Produksi Capai Rekor

Sementara itu, Aas mengatakan, di tahun 2019, Pupuk Indonesia berhasil mencatat rekor produksi tertinggi sepanjang sejarah industri pupuk di Indonesia. Para produsen pupuk dibawah koordinasi Pupuk Indonesia, berhasil memproduksi produk pupuk sebesar 11.838.451 ton, setara 101,84% dari rencana sebesar 11.625.000 ton.

Perusahaan juga berhasil memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29% dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat dan asam fosfat masing-masing sebesar 849.510 ton dan 270.333 ton atau 99,94% dan 108,13% dari rencana.

Baca Juga: Dapat stimulus dari pemerintah, ini permintaan petani

“Kinerja produksi tahun 2019 relatif lebih baik dari tahun 2018. Hal ini tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 448.226 ton atau 2,43% dari tahun 2018. Salah satu faktor penyebab peningkatan volume produksi adalah pengoperasian pabrik baru di Gresik yang mulai komersil sejak Agustus 2018,” kata Aas.

Editor: Azis Husaini