Pupuk Indonesia Dorong Dekarbonisasi Lewat Perluasan Program Community Forest.



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meningkatkan komitmennya dalam mendorong dekarbonisasi melalui perluasan program Community Forest. Program ini adalah bagian dari implementasi prinsip Environment, Social, dan Governance (ESG) perusahaan. 

Dalam menjalan program Community Forest, Pupuk Kaltim banyak menjalin kolaborasi. Terbaru, perusahaan ini menggadeng Taman Nasional Kutai (TNK) dan Yayasan Benih Baik Indonesia (benihbaik.com) untuk melakukan penanaman 500 ribu bibit mangrove yang berfokus di kawasan Timur Indonesia. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, Community Forest menargetkan penanaman 10 juta pohon hingga tahun 2030. "Dari target itu, sebanyak 6 juta diantaranya merupakan bibit mangrove dengan persebaran di berbagai wilayah bagian timur Indonesia,”kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (25/7).


Baca Juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Polbangtan Kementan Beri Edukasi ke Petani

Bersama TNK, Pupuk Indonesia akan menanam sebanyak 300 ribu bibit mangrove di pesisir Kota Bontang sesuai kawasan yang ditetapkan Balai TNK, dan 100 ribu bibit di area konservasi Pupuk Kaltim di kawasan Telok Bangko. Sementara kolaborasi bersama Benih Baik Indonesia, tidak hanya menanam bibit mangrove tetapi juga buah-buahan jenis mangga harum manis dengan total 110 ribu bibit yang tersebar di Provinsi NTT dan Papua Barat.

Untuk mangrove akan ditanam masing-masing 25.000 bibit di Lembata dan Alor NTT, serta 50.000 bibit di Sorong Papua Barat. Sementara untuk pohon mangga, ditanam sebanyak 10.000 bibit di Kupang.

Rahmad menambahkan, perluasan mangrove Community Forest ditarget mencapai 1 juta pohon dalam satu tahun, sehingga realisasi 6 juta bibit mampu tercapai dengan kesinambungan penanaman hingga 2030. 

Baca Juga: Pupuk Kaltim Bangun Pabrik Baru di Papua Barat, Kapasitas 1,15 Juta Ton Per Tahun

Founder Benih Baik Indonesia Andy F Noya, mengatakan community forest menjadi momentum bersama dalam mendorong perbaikan lingkungan dan menekan emisi karbon, disamping upaya meningkatkan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan yang dilakukan. 

"Hal ini penting untuk dijalankan secara kontinue, mengingat manfaat yang dihasilkan tidak hanya bagi lingkungan tapi juga masyarakat dari sisi ekonomi dan pemberdayaan," ucap Andy.

Dia menilai community forest menjadi bukti konkret Pupuk Kaltim dalam mendukung pemerataan, tidak hanya dari sisi pembangunan tapi juga upaya perbaikan lingkungan hingga peningkatan ekonomi masyarakat. 

Seperti di Kota Bontang misalnya, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari pembibitan dan pengelolaan bibit mangrove di area konservasi Pupuk Kaltim, serta mampu menciptakan peluang ekonomi dari produk turunan seperti pembuatan sirup hingga makanan ringan berbahan dasar mangrove. 

Selain itu, aspek pemberdayaan secara tidak langsung juga turut melibatkan masyarakat dalam menjaga pohon yang ditanam untuk kesinambungan manfaat. "Melihat realisasi yang dijalankan, community forest bisa menjadi penegasan komitmen Pupuk Kaltim untuk terus meningkatkan kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat. Jika ini terus didorong, kami yakin nilai manfaat pun akan dirasakan merata oleh masyarakat di Indonesia," terang Andy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk