BOGOR. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong percepatan pembangunan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat. Langkah strategis ini untuk mendukung upaya pendalaman struktur industri nasional sekaligus melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo mengenai pemerataan pembangunan di Indonesia. “Dalam hal ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Pupuk Indonesia dan Ferrostaal yang akan bekerja sama dalam penelitian untuk pengembangan pabrik petrokimia senilai US$ 1,5 miliar di Teluk Bintuni, Papua Barat,” kata Menperin usai menyaksikan serah terima MoU dari CEO of Ferrostaal Klaus Lesker kepada Direktur Investasi PT Pupuk Indonesia, Gusrizal di Dusseldorf, Jerman, Sabtu (21/1) dalam keterangan resminya kepada KONTAN, Minggu (22/1). Menurut Menperin, nota kesepahaman tersebut sebagai wujud pernyataan minat kedua perusahaan untuk mengevaluasi manfaat dari kajian bersama dan juga menjadi acuan dalam pembangunan proyek. “Kedua belah pihak berkomitmen akan memberikan data-data komprehensif yang dimiliki terkait proyek pengembangan pabrik petrokimia, seperti data teknis, keekonomian, pasar dan lainnya,” ujar Airlangga.
Pupuk Indonesia-Ferostaal bangun pabrik US$ 1,5 M
BOGOR. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong percepatan pembangunan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat. Langkah strategis ini untuk mendukung upaya pendalaman struktur industri nasional sekaligus melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo mengenai pemerataan pembangunan di Indonesia. “Dalam hal ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Pupuk Indonesia dan Ferrostaal yang akan bekerja sama dalam penelitian untuk pengembangan pabrik petrokimia senilai US$ 1,5 miliar di Teluk Bintuni, Papua Barat,” kata Menperin usai menyaksikan serah terima MoU dari CEO of Ferrostaal Klaus Lesker kepada Direktur Investasi PT Pupuk Indonesia, Gusrizal di Dusseldorf, Jerman, Sabtu (21/1) dalam keterangan resminya kepada KONTAN, Minggu (22/1). Menurut Menperin, nota kesepahaman tersebut sebagai wujud pernyataan minat kedua perusahaan untuk mengevaluasi manfaat dari kajian bersama dan juga menjadi acuan dalam pembangunan proyek. “Kedua belah pihak berkomitmen akan memberikan data-data komprehensif yang dimiliki terkait proyek pengembangan pabrik petrokimia, seperti data teknis, keekonomian, pasar dan lainnya,” ujar Airlangga.