Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk di Dalam Negeri Aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan berbagai cara untuk memenuhi ketersediaan pupuk di dalam negeri, terutama pupuk subsidi.

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, pada dasarnya harga pupuk non subsidi atau komersial ditentukan oleh mekanisme pasar, khususnya pasar internasional. Tren kenaikan harga pupuk non subsidi sudah terjadi sejak September 2021 yang dipicu oleh permintaan yang tinggi tetapi pasokan pupuk di pasar internasional menurun.

“Negara-negara penghasil pupuk menghentikan kegiatan ekspor dan memilih memenuhi kebutuhan dalam negerinya,” ujar dia, Selasa (5/7).


Baca Juga: Sudah 3 Tahun Indonesia Tak Impor Beras, Presiden Titahkan Ekspor 200.000 Ton

Negara-negara yang dimaksud antara lain China dan Rusia yang merupakan eksportir pupuk terbesar di dunia. Hal ini tentu memicu kenaikan harga pupuk yang signifikan, seperti pupuk jenis DAP dan Kalium Chloride (KCI).

Kondisi makin runyam setelah adanya krisis energi yang terjadi di Eropa dan konflik antara Rusia dan Ukraina. Padahal, Rusia merupakan salah satu eksportir terbesar bahan baku pupuk jenis KCI.

Pupuk Indonesia sudah menerapkan beberapa langkah untuk memprioritaskan kebutuhan pasokan pupuk di dalam negeri. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia terus memastikan bahwa produksi pupuk, baik urea maupun NPK terus berjalan lancar.

Perusahaan pelat merah ini juga telah memastikan pasokan bahan baku fosfat dan KCI melalui pembelian dari sejumlah negara alternatif, seperti Jordania, Kanada, dan Laos, sembari juga tetap mengupayakan pasokan dari Rusia.

Baca Juga: PT Pupuk Indonesia Telah Produksi 3,92 Juta Ton Pupuk Hingga April 2022

“Stok bahan baku KCI saat ini relatif aman dan sudah mencukupi untuk kebutuhan produksi sampai akhir tahun 2022,” terang Wijaya.

Dalam berita sebelumnya, hingga April 2022 lalu, Pupuk Indonesia telah merealisasikan produksi pupuk sebesar 3,92 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari pupuk jenis Urea sebesar 2,48 juta ton, SP-36 sebesar 93.650 ton, ZA sebesar 246.675 ton, NPK sebesar 1,08 juta ton, dan ZK sebesar 3.771 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .