Pupuk Kaltim mengkaji opsi untuk melantai di bursa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pupuk Kaltim bakal menggarap sejumlah proyek strategis untuk ekspansi bisnis dalam lima tahun ke depan. Investasi yang dibutuhkan anggota Pupuk Indonesia Grup itu cukup jumbo, yakni hingga US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,9 triliun.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menerangkan, paling tidak ada enam proyek yang sedang dan akan digarap.  Pertama, mengoperasikan pabrik Soda Ash dan Ammonium Clorade, dengan kapasitas sekitar 300.000 ton.

Kedua, pengembangan industri oleochemical yang berbasis pada pemanfaatan produk turunan kelapa sawit. Ketiga, proyek revamping dengan memodernisasi pabrik atau fasilitas produksi Pupuk Kaltim yang sudah tua, sehingga bisa lebih efisien dan meningkatkan produktivitas.


Proyek keempat adalah ammonium nitrate sebagai bahan peledak.  Selain proyek-proyek yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur tersebut, Pupuk Kaltim juga bakal menggelar mega proyek di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Baca Juga: Pupuk Kaltim bakal investasikan US$ 2,5 miliar untuk 5 tahun ke depan

Proyek di Bintuni terdiri dari pembangunan industri methanol dengan kapasitas produksi 1 juta ton, serta pabrik ammonia-urea dengan kapasitas 1,1 juta ton atau sepertiga dari kapasitas pabrik yang dimiliki Pupuk Kaltim saat ini.

Menurut Rahmad, proyek tersebut memang masih ada di tahap awal. Rencananya, proyek ini bisa mulai konstruksi pada tahun 2023 dan bisa beroperasi pada tahun 2026.

Untuk tahun ini, kebutuhan investasi untuk membiayai proyek-proyek tersebut masih tergolong kecil, lantaran sebagian masih di tahap awal. Pada tahun ini belanja modal alias capital expenditure (capex) yang dianggarkan Pupuk Kaltim sekitar Rp 250 miliar.

Namun secara total, investasi pada proyek-proyek tersebut membutuhkan dana hingga US$ 2,5 miliar. Dengan rincian US$ 2 miliar untuk proyek di Bintuni, dan US$ 500 juta untuk proyek di Bontang.

Editor: Handoyo .