KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memperkuat program penghijauan sebagai bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan dengan menanam 1.977 pohon sepanjang 2025. Inisiatif ini menjadi bagian dari pengelolaan lingkungan yang konsisten dijalankan perusahaan, seiring meningkatnya perhatian industri terhadap pengurangan emisi karbon dan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG). Penanaman pohon dilakukan secara bertahap, diawali pada 6 Desember 2025 dengan penanaman 153 bibit pohon buah di area perusahaan seluas 2.700 meter persegi. Jenis tanaman yang digunakan antara lain mangga dan alpukat, yang dipilih karena memiliki nilai ekologis sekaligus manfaat ekonomi jangka panjang.
Direktur Pengembangan Pupuk Kaltim, Mohamad Agung, menyampaikan bahwa penguatan program penghijauan merupakan bagian dari upaya perusahaan menyeimbangkan kegiatan industri dengan perlindungan lingkungan. “Pembangunan industri perlu berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan. Penanaman pohon ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata perusahaan dalam menjaga keseimbangan tersebut,” ujar Agung dalam keterangannya, Kamis (18/12/2025).
Baca Juga: Pupuk Kaltim Realisasikan Produksi hingga 3,5 Juta Ton pada Semester I-2025 Penanaman 1.977 pohon dipilih sebagai simbol tahun berdirinya Pupuk Kaltim pada 1977. Kegiatan ini melibatkan manajemen, karyawan, serta komunitas internal perusahaan, dan akan dilanjutkan di berbagai area operasional hingga target penanaman tercapai. Program ini merupakan bagian dari Community Forest, inisiatif penghijauan yang telah dijalankan Pupuk Kaltim sejak 2022. Hingga kini, perusahaan mencatat telah melakukan penanaman 939.363 pohon di lahan seluas 451 hektar, terdiri dari 539.363 pohon darat dan 400.000 mangrove. Secara geografis, program penghijauan Pupuk Kaltim telah menjangkau sejumlah wilayah, seperti Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Papua Barat Daya, dengan jenis tanaman yang disesuaikan dengan karakteristik daerah setempat. Ke depan, perusahaan menargetkan kapasitas penyerapan karbon dari program ini dapat mencapai 600.000 ton CO2 per tahun pada 2030, seiring optimalisasi pelaksanaan di seluruh lokasi.
Baca Juga: Stok Pupuk Capai 161.993 Ton, Pupuk Kaltim Siap Dukung Musim Tanam Oktober-Maret 2026 Untuk menjaga keberlanjutan program, Pupuk Kaltim menggandeng berbagai mitra, antara lain Taman Nasional Kutai, Yayasan Benih Baik, Kostrad, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), kementerian terkait, serta pemerintah daerah. Masyarakat dan kelompok tani lokal juga dilibatkan dalam proses penanaman hingga pemeliharaan, sehingga manfaat ekologis diharapkan dapat berjalan seiring dengan dampak sosial-ekonomi. Selain penghijauan, Pupuk Kaltim juga menjalankan sejumlah inisiatif dekarbonisasi di sektor operasional. Langkah tersebut mencakup pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pemanfaatan kendaraan listrik, serta peningkatan efisiensi energi melalui modernisasi fasilitas produksi. Perusahaan juga menyiapkan proyek jangka panjang, seperti pembangunan pabrik soda ash dan revamping fasilitas amonia, yang diarahkan untuk menekan emisi karbon secara signifikan. Seluruh inisiatif tersebut menjadi bagian dari peta jalan Pupuk Kaltim dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050.
Baca Juga: Produksi Pupuk Kaltim Sudah Capai 54,5% dari Target Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News