JAKARTA. PT Pupuk Kujang akan meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK pada tahun ini. Rencananya, BUMN pupuk ini akan menambah kapasitas sebesar 100.000 ton. Tahun lalu, Pupuk Kujang memproduksi sebesar 400.000 ton. "Tahun ini, kita memproduksi pupuk NPK sebesar 500.000 ton. Kita menambah produksi karena melihat trend penggunaan NPK yang meningkat," kata Direktur Utama PT Pupuk Kujang Aas Asikin, Jumat (12/3). Namun Aas enggan menyebutkan jumlah dana yang disiapkan perusahaan untuk investasi tersebut. Menurutnya, dana yang dibutuhkan tidaklah besar. ”Kalau NPK tidak begitu besar karena itu bukan investasi yang rumit,” kata dia. Aas mengatakan bahwa pupuk NPK lebih diminati oleh perkebunan karena lebih cocok dalam aplikasinya di perkebunan dan lebih homogen kandungan unsur haranya. Di samping itu, formulanya telah diperkaya dengan tambahan unsur organik. Rencananya, pupuk jenis ini akan dipasarkan pada sektor perkebunan serta holtikultura di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan Barat. Dalam road map Pengembangan Industri Pupuk Nasional, kebutuhan pupuk NPK pada tahun 2009 sebesar 1,4 juta ton dan terus meningkat hingga 23,20 juta ton pada 2025. Saat ini Pupuk Kujang memasok 900.000 ton pupuk urea dari total kebutuhan nasional sebesar 6 juta ton. Tahun 2009, perusahaan berhasil membukukan laba bersih (anudited) sekitar Rp 400 miliar. Hingga saat ini, Pupuk Kujang memiliki 2 unit pabrik urea dengan kapasitas terpasang masing-masing 570.000 ton/tahun, 2 unit pabrik ammonia dengan kapasistas terpasang masing-masing 330.000 ton/tahun dan 1 unit pabrik NPK Blending dengan kapasitas terpasang 300.000 ton/tahun Terkait dengan subsidi pupuk tahun ini yang terancam akan dialihkan ke pos lain, Aas hanya bisa pasrah. Jika subsidi dikurangi, terpaksa pihaknya harus menaikkan harga jual pupuk. Namun, ia belum tahu berapa besar harga kenaikan pupuk. “Yang penting untuk produsen pupuk itu biaya-biaya yang kita keluarkan itu bisa terganti. Subsidinya kan mengganti harga yang sudah kita keluarkan. Kalau subsidinya berkurang ya harga jualnya harus naik. Kalau itu tidak diganti secara menyeluruh kita sulit untuk mengganti biayanya,” kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pupuk Kujang Menaikkan Kapasitas Produksi NPK
JAKARTA. PT Pupuk Kujang akan meningkatkan kapasitas produksi pupuk NPK pada tahun ini. Rencananya, BUMN pupuk ini akan menambah kapasitas sebesar 100.000 ton. Tahun lalu, Pupuk Kujang memproduksi sebesar 400.000 ton. "Tahun ini, kita memproduksi pupuk NPK sebesar 500.000 ton. Kita menambah produksi karena melihat trend penggunaan NPK yang meningkat," kata Direktur Utama PT Pupuk Kujang Aas Asikin, Jumat (12/3). Namun Aas enggan menyebutkan jumlah dana yang disiapkan perusahaan untuk investasi tersebut. Menurutnya, dana yang dibutuhkan tidaklah besar. ”Kalau NPK tidak begitu besar karena itu bukan investasi yang rumit,” kata dia. Aas mengatakan bahwa pupuk NPK lebih diminati oleh perkebunan karena lebih cocok dalam aplikasinya di perkebunan dan lebih homogen kandungan unsur haranya. Di samping itu, formulanya telah diperkaya dengan tambahan unsur organik. Rencananya, pupuk jenis ini akan dipasarkan pada sektor perkebunan serta holtikultura di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan Barat. Dalam road map Pengembangan Industri Pupuk Nasional, kebutuhan pupuk NPK pada tahun 2009 sebesar 1,4 juta ton dan terus meningkat hingga 23,20 juta ton pada 2025. Saat ini Pupuk Kujang memasok 900.000 ton pupuk urea dari total kebutuhan nasional sebesar 6 juta ton. Tahun 2009, perusahaan berhasil membukukan laba bersih (anudited) sekitar Rp 400 miliar. Hingga saat ini, Pupuk Kujang memiliki 2 unit pabrik urea dengan kapasitas terpasang masing-masing 570.000 ton/tahun, 2 unit pabrik ammonia dengan kapasistas terpasang masing-masing 330.000 ton/tahun dan 1 unit pabrik NPK Blending dengan kapasitas terpasang 300.000 ton/tahun Terkait dengan subsidi pupuk tahun ini yang terancam akan dialihkan ke pos lain, Aas hanya bisa pasrah. Jika subsidi dikurangi, terpaksa pihaknya harus menaikkan harga jual pupuk. Namun, ia belum tahu berapa besar harga kenaikan pupuk. “Yang penting untuk produsen pupuk itu biaya-biaya yang kita keluarkan itu bisa terganti. Subsidinya kan mengganti harga yang sudah kita keluarkan. Kalau subsidinya berkurang ya harga jualnya harus naik. Kalau itu tidak diganti secara menyeluruh kita sulit untuk mengganti biayanya,” kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News