Pupuk Kujang resmi operasikan pabrik CO2 senilai US$ 7,4 Juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Kujang meresmikan pabrik karbondioksida (CO2) cari berkapasitas 50.000 ton per tahun pada Sabtu (7/11). Peresmian tersebut diabrengi dengan penandatanganan kesepakatan bersama Offtale CO2 cair antara anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut dengan PT Samator Gas dan PT Purnabuana.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan, pihaknya optimis produk turunan yang dikembangkan Pupuk Kujang ini dapat semakin meningkatkan daya saing. Apalagi, pangsa pasar produk CO2 cair diyakini masih sangat terbuka lebar.

“Hal ini sejalan dengan program kerja Pupuk Indonesia untuk lebih fokus pada diversifikasi produk yang dapat meningkatkan daya saing,” kata Bakir dalam keterangan tertulis.


Pabrik CO2 cair anyar Pupuk Kujang berdiri di atas lahan seluas 1.500 m². Pembangunan pabrik ini  mulai dilakukan oleh  kontraktor EPC PT Rekayasa Industri di awal tahun 2019 lalu dan selesai pada 15 Oktober 2020. Pabrik CO2 cair ini memiliki nilai investasi US$ 7,4 juta.

Baca Juga: Dorong sektor pertanian modern, Pupuk Indonesia luncurkan program Agro Solution

Pada Sabtu (711) lalu, peresmian pabrik CO2 cair Pupuk Kujang dilakukan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin bersama Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi dan Direktur Utama PT Rekayasa Industri Alex Dharma Balen di Cikampek.

Direktur Utama Pupuk Kujang Maryadi menuturkan, keberadaan pabrik CO2 cair perusahaan bertujuan untuk memanfaatkan gas ekses dari proses produksi pabrik Kujang 1A dan 1B. Dengan cara itu, produk CO2 cair yang dihasilkan menjadi memiliki nilai jual lantaran bisa digunakan oleh industri lainnya. 

Menurut penjelasan Maryadi, produk akhir pabrik berupa CO2 murni standard food grade tersebut sangat diperlukan oleh berbagai jenis industri. Dalam industri makanan dan minuman misalnya, CO2 murni digunakan untuk pembuatan minuman berkarbonasi, pengawetan makanan perikanan dengan dry ice, serta pemutihan gula. 

“Tak hanya itu, CO2 murni ini juga bisa digunakan dalam industri manufaktur pengelasan, pemutihan kertas, fumigasi pada sektor pertanian, serta secondary oil recover," tambah Maryadi.

Selanjutnya: Pemuda Tani HKTI berharap petani dan stakeholders bersinergi lewat omnibus law

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .