KONTAN.CO.ID - JAKARTA
. Emiten pengembang kawasan terpadu Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) optimistis dapat meraup laba bersih hingga tutup tahun 2023 senilai Rp 1 triliun hingga Rp 1,1 triliun. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari Tondy Suwanto mengatakan target ini sejalan dengan target
marketing sales di akhir tahun hingga Rp 1,8 triliun. “Topline sekitar Rp 1,8 triliun dengan
bottom line kita sekitar Rp 1 hingga Rp 1,1 triliun,” ungkap Tondy kepada Kontan, Senin (04/12).
Memang jika menilik pada laporan keuangan perseroan hingga akhir September 2023, DMAS berhasil mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp 983,6 miliar. Angka ini turun 21,93% jika dibandingkan dengan pendapatan di periode sama tahun lalu senilai Rp 1,26 triliun.
Baca Juga: Ho ho ho, Masih Ada THR Natal dari Dividen Interim Pendapatan masih didominasi dari sektor Industri kota Deltamas senilai Rp 736,12 miliar. Kemudian pendapatan perumahan senilai Rp 181,9 miliar dan pendapatan komersial senilai Rp 45 miliar.
Laba periode berjalan perseroan juga mengalami penurunan 20,76% dengan nilai Rp 608,77 miliar, jika dibandingkan laba sebelumnya senilai Rp 768,35 miliar. Meski begitu, Tondy optimis perseroan dapat mencapai target melihat investasi di kawasan industri bersifat jangka panjang. “Investasi kami umumnya bersifat jangka panjang sehingga kami optimistis 2024 tetap prospektif terbukti dengan
inquiries di pipeline kami masih baik,” katanya.
Baca Juga: Puradelta Lestari (DMAS) Perkuat Bisnis Lahan Industri Saat ditanya apakah perseroan akan mencoba ekspansi dan membuka lahan kawasan industri di kawasan luar Jawa. Tondy mengatakan dalam waktu dekat ini perseroan masih fokus pada pengembangan Kota Deltamas di Cikarang. “Untuk jangka pendek saat ini kami masih fokus mengembangkan Kota Deltamas di Cikarang Pusat. Dan saat ini komposisi tenant kami lebih banyak PMA (Penanaman Modal Asing) ya, sekitar 65%,” ungkapnya. Sebagai catatan, hingga saat ini DMAS memiliki dua jenis kawasan industrial. Yang pertama adalah Greenland International Industrial Center (GIIC) dengan luas ±2.200 Ha. Kawasan GIIC ini pun telah bergabung sebagai kawasan KLIK yakni Kawasan Investasi Langsung Konstruksi.
Baca Juga: DMAS Raup Marketing Sales Sebesar Rp 1,37 Triliun Di kawasan ini, juga sudah terdapat Kawasan Industri Terpadu Indonesia- China (KITIC) yang akan mengembangkan lahan seluas 200 Ha bagi industri-industri China yang akan membuka usaha di Indonesia. Yang kedua adalah Rental Factory-Standard Factory Building yang dibangun untuk membantu investor dalam mencari bangunan pabrik. Hingga saat ini DMAS telah membangun sebelas unit dengan 3 macam tipe ukuran yakni 1.068/1.740 m2, 2.274/4.122 m2, 1.206/1.092 m2. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli