Puradelta Lestari (DMAS) optimistis meneropong bisnis kawasan industri tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) masih akan mencurahkan fokusnya tahun ini untuk mengembangkan kawasan industri. Emiten Grup Sinarmas ini disebut menerima permintaan lahan industri seluas 150 hektare pada tahun ini.

Investor Relations Manager DMAS Ricardo Arif Dharmawan mengatakan, prospek pengembangan kawasan industri pada tahun ini memang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Ricardo mengatakan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah menjadi katalis positif bagi DMAS.

“Dibangunnya jalan tol layang Jakarta-Cikampek, jalan tol Cimanggis-Cibitung, jalan tol Cibitung-Tanjung Priok, jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Selatan, hingga jalan tol Becakayu bisa menunjang kegiatan industri di kawasan Kota Deltamas,” kata Ricardo, Senin (15/7).


Selain itu, DMAS juga melihat beberapa insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah bisa menjadi pendorong bisnis kawasan industri. “Pemerintah semakin memacu agar investasi di sektor riil juga bisa bertumbuh,” ujar Ricardo.

Sepanjang semester I, DMAS berhasil mencatatkan marketing sales sebesar Rp 1,22 triliun. Angka itu tinggal beberapa persen lagi dari target yang dicanangkan oleh perusahaan yakni sebesar Rp 1,25 triliun. Asal tahu, DMAS membanderol tanahnya dengan nilai Rp 2,5 juta per meter persegi.

Ricardo mengatakan, sepanjang paruh pertama ini DMAS berhasil menjual sekitar 25,3 hektare lahan industri. Ricardo bilang untuk pembelian untuk segmen industri didominasi oleh permintaan lahan dari sektor otomotif. “Meski begitu di luar sektor otomotif, permintaannya juga bertumbuh cukup tinggi,” kata Ricardo.

Sedangkan untuk segmen komersial DMAS berhasil menjual sekitar 12 hektare lahan. Menurut dia, beroperasinya Cikarang Japanese School di Kota Deltamas turut mendorong permintaan lahan di sekitar tempat itu.

Raihan itu lebih baik dari semester I tahun lalu. Ricardo mengatakan sepanjang semester I tahun lalu, DMAS hanya mencatatkan marketing sales sebesar Rp 561 miliar. Bila dibandingkan dengan semester I tahun ini, maka DMAS mengalami pertumbuhan marketing sales sebesar 46%.

Sedangkan total marketing sales DMAS tahun lalu hanya mencapai Rp 884 miliar. “Capaian tahun lalu memang sulit. Bahkan mungkin yang paling sulit dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang,” tandas Ricardo.

Ricardo mengatakan, pertumbuhan bisnis Puradelta disokong beberapa hal. Pertama, ia menilai kondisi makroekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun periode-periode sebelumnya. Kedua, bergejolaknya perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga secara tidak langsung memengaruhi peningkatan permintaan lahan dari perusahaan-perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia. “Sehingga di tahun ini kami prediksikan permintaan masih bisa lebih tinggi daripada target kami,” kata Ricardo.

Sebelumnya beredar kabar bahwa salah satu peminat lahan dari DMAS adalah raksasa e-commerce asal China, Alibaba. Terkait hal itu Ricardo irit omong. Ia tidak menyangkal kabar tersebut. Namun juga tidak membenarkannya. “Jika memang sudah deal dengan berbagai pihak, nantinya pasti akan kami kabarkan,” sebut Ricardo.

Tahun ini, DMAS menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar. Per Juni, total serapan capex DMAS baru sebesar Rp 210 miliar. “Terutama untuk pembangunan infrastruktur di wilayah kami,” kata Ricardo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati